Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Izinkan Turki Gunakan Rudal Patriot

Kompas.com - 06/12/2012, 01:40 WIB

BRUSSELS, RABU - Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) mengizinkan permohonan salah satu anggotanya, Turki, untuk memasang rudal Patriot di perbatasan dengan Suriah. Rudal permukaan ke udara itu akan menangkal potensi serangan dari tetangga Turki yang sedang dilanda perang saudara itu.

”Menanggapi permintaan Turki, NATO sudah memutuskan untuk menambah kemampuan pertahanan udara Turki guna melindungi rakyat dan wilayah Turki serta membantu meredakan krisis di perbatasan,” demikian pernyataan bersama para menteri luar negeri 28 negara anggota NATO setelah pertemuan di Brussels. Belgia, Selasa (4/12).

Dalam pertemuan sehari itu, NATO menyambut keinginan Jerman, Belanda, dan Amerika Serikat untuk menyediakan sistem rudal Patriot sesuai prosedur nasional di setiap negara anggota. ”Gelar senjata ini untuk membela diri. Tidak ada maksud mendukung zona larangan terbang atau operasi apa pun,” demikian pernyataan itu.

Keputusan NATO ini menandai untuk pertama kalinya pasukan Eropa dan AS akan berada di perbatasan Suriah dalam konflik bersenjata yang sudah berlangsung 20 bulan di negara itu. Diperkirakan butuh waktu beberapa minggu sampai pasukan dan sistem rudal tersebut disiagakan di Turki.

Keputusan ini juga diambil di tengah beredarnya laporan intelijen bahwa rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad memindahkan sebagian stok senjata kimianya. Negara-negara Barat dan NATO telah melontarkan peringatan keras bahwa penggunaan senjata kimia tidak bisa ditoleransi lagi.

Tindakan berlebihan

Rusia, Suriah, dan Iran mengkritik langkah Turki meminta rudal Patriot kepada NATO. Tindakan Turki itu dinilai berlebihan dan bahkan dapat memanaskan situasi atau bahkan memicu perang lebih lanjut. Turki menegaskan, rudal itu untuk menangkis serangan dari perbatasan Suriah.

Berkali-kali peluru meriam atau mortir dari Suriah jatuh dan meledak di wilayah Turki. Awal Oktober silam, tembakan meriam dari arah Suriah mengenai rumah penduduk di wilayah Turki, menewaskan 5 warga sipil. Insiden itu membuat Ankara berang dan merespons dengan serangan balik ke Suriah. Turki kini khawatir rudal berhulu ledak senjata kimia bisa juga jatuh di wilayahnya.

   ”Anggota NATO menyatakan keprihatinan yang serius atas laporan bahwa rezim Suriah sedang mempertimbangkan penggunaan senjata kimia. Tindakan tersebut benar-benar tidak bisa diterima. Hal itu jelas merupakan satu pelanggaran berat atas hukum internasional,” kata Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen.

Menurut NATO, rudal-rudal Patriot akan berada dalam kendali Komando Operasi Panglima Tertinggi Sekutu Eropa (SACEUR). Hingga saat ini belum jelas berapa rudal Patriot yang akan dikirim ke Turki dan akan dipasang di titik mana rudal-rudal itu.

NATO juga menyerukan agar konflik Suriah segera diakhiri. Krisis Suriah merupakan ancaman serius bagi kestabilan dan keamanan di kawasan regional. ”Kami sepenuhnya mendukung upaya masyarakat internasional untuk menemukan penyelesaian damai,” ungkap pernyataan NATO.

Rasmussen mengatakan, pengiriman rudal Patriot ke Turki bukan merupakan bentuk intervensi militer atas krisis yang sedang terjadi di Suriah. ”Kami sama sekali tak punya keinginan untuk mencampuri secara militer. Tidak ada perubahan dalam posisi kami. Tentu saja kami akan melakukan apa yang amat diperlukan dalam melindungi sekutu kami, Turki,” ujarnya.

(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com