Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Pertimbangkan Aksi Militer ke Suriah

Kompas.com - 05/12/2012, 01:47 WIB

Washington DC, Selasa - Amerika Serikat dan sekutunya, Selasa (4/12), mengancam mengambil opsi militer jika Suriah memakai senjata kimia. Ancaman itu muncul setelah laporan intelijen menyebutkan, rezim Presiden Bashar al-Assad bersiap menggunakan senjata pemusnah massal itu untuk memerangi kelompok oposisi.

Dalam pidato tentang nonproliferasi nuklir di Universitas Pertahanan Nasional di Fort McNair, AS, Senin waktu setempat, Presiden Barack Obama dengan tegas memperingatkan Assad.

”Hari ini saya ingin menegaskan kepada Assad dan siapa saja di bawah perintahnya: dunia sedang mengawasi. Penggunaan senjata kimia benar-benar tidak bisa diterima. Jika Anda membuat kesalahan tragis menggunakan senjata itu, akan ada konsekuensinya. Anda harus bertanggung jawab,” kata Obama.

Peringatan langsung itu disampaikan Obama hanya sehari setelah Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton juga melontarkan ancaman yang sama.

Tak lama setelah peringatan Obama keluar, dua sekutu utama AS, yakni Jerman dan Perancis, dan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Anders Fogh Rasmussen juga melontarkan peringatan serupa.

Peringatan kekuatan-kekuatan Barat itu dilontarkan setelah laporan intelijen AS menyebutkan, terjadi peningkatan aktivitas di pangkalan-pangkalan militer tempat rezim Assad menyimpan stok senjata kimianya.

Militer Suriah diduga memiliki beberapa tipe senjata kimia, seperti gas mustard, gas sarin, dan VX. Stok senjata kimia itu disimpan di sekitar 75 titik lokasi di Suriah, dan bisa dipasang sebagai hulu ledak rudal atau dalam bentuk peluru artileri.

Suriah membantah

Beberapa pejabat AS mengatakan, sekarang sedang dipertimbangkan pilihan aksi militer untuk mengamankan stok senjata pemusnah massal Suriah tersebut. Dua opsi yang dipertimbangkan adalah serangan udara atau serangan darat terbatas oleh pasukan negara-negara di kawasan.

Kementerian Luar Negeri Suriah membantah Pemerintah Suriah akan menggunakan senjata kimia. ”Suriah sudah berulang kali menegaskan, takkan pernah, dalam kondisi apa pun, menggunakan senjata kimia untuk memerangi rakyatnya, itu pun jika senjata itu memang ada,” ungkap kementerian tersebut.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok oposisi dilaporkan makin besar di sekitar ibu kota Suriah, Damaskus. Menanggapi situasi yang makin panas itu, Uni Eropa dan PBB memutuskan menarik sebagian anggota stafnya dari Damaskus.

Pemerintah Indonesia sendiri belum akan menarik para diplomat di Suriah. Menurut Juru Bicara Kemlu RI Michael Tene, keberadaan misi diplomatik dan para diplomat RI di Suriah masih dipertahankan selama masih terdapat WNI di negara itu.

Dalam pembukaan konferensi tingkat menteri pemberdayaan perempuan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Jakarta, Selasa, Wakil Presiden Boediono berharap OKI dapat mendukung upaya penciptaan kondisi minimum bagi berlangsungnya suatu proses politik di Suriah. (AP/AFP/REUTERS/CAL/WHY/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com