Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Palestina Gegap Gempita Sambut Kemenangan

Kompas.com - 30/11/2012, 06:09 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com — Kemeriahan langsung tampak di Jalur Gaza dan Tepi Barat begitu voting di Majelis Umum PBB, Kamis (29/11/2012), meningkatkan status Palestina sebagai negara nonanggota. Warga Palestina merayakan dengan menembakkan senjata ke udara, membuat keramaian, dan saling berpelukan.

Mereka telah menunggu-nunggu hasil voting dengan berkumpul di tempat-tempat umum. Kemeriahan itu jauh berbeda dengan situasi beberapa saat sebelumnya saat mereka menonton voting yang disiarkan di Ramallah, Tepi Barat.

"Saya senang mereka mendeklarasikan sebagai negara meskipun hanya kemenangan moral. Masih banyak orang-orang licik di luar sana, tetapi ini rasanya lebih baik," kata Rashid al-Kor (39), salah satu warga.

Tidak hanya di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Di Betlehem, kembang api ditembakkan ke langit malam dan gereja-gereja membunyikan lonceng menandai pencapaian baru bagi Palestina.

Dengan meningkatnya status sebagai negara pemantau nonanggota di PBB, Palestina tidak lagi dianggap sebagai entitas saja yang selama ini diwakili PLO. Palestina berhak untuk bergabung ke dalam organisasi-organisasi PBB dan terlibat dalam perjanjian-perjanjian internasional.

"Dengan negara Palestina, kami sekarang bersatu sebagai sebuah bangsa dan suatu kepemimpinan," kata Laila Jaman, seorang keturunan Palestina-Amerika yang turut dalam kemeriahan di Ramallah sambil membawa bendera Palestina dan poster Presiden AS Barack Obama bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Resolusi PBB untuk meningkatkan status Palestina sebagai negara nonanggota didukung 138 anggota Majelis Umum PBB, termasuk Indonesia. Hanya sembilan anggota delegasi yang menolak yakni Israel, Amerika Serikat, Kanada, dan sekutunya. Sementara itu, 41 lainnya memilih abstain.

Sebelumnya, dalam pidato menjelang voting tersebut, Presiden Mahmoud Abbas menyebut pengakuan sebagai negara merupakan napas baru bagi Palestina untuk mendorong negosiasi damai dengan Israel. Namun, bagi Israel, hal tersebut dinilai langkah mundur yang akan membuyarkan peta jalan damai kedua belah pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com