Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Afganistan Tangkap Pelaku Pemenggalan

Kompas.com - 29/11/2012, 10:54 WIB

KABUL, KOMPAS.com Polisi Afganistan menangkap dua lelaki yang dituduh memenggal kepala seorang remaja perempuan dengan pisau di Provinsi Kunduz. Pembunuhan ini dilakukan karena ayah sang perempuan menolak sebuah lamaran pernikahan yang diajukan ke remaja perempuan tersebut.

"Penyelidikan kami menunjukkan bahwa mereka yang membunuh adalah orang yang ingin menikahi perempuan itu," kata juru bicara polisi kepada BBC. "Mereka melecehkan keluarga perempuan tersebut dan meminta untuk menikahinya. Saat ditolak, mereka melakukan hal ini (pembunuhan)."

Sebuah laporan mengatakan, remaja perempuan berusia 14 tahun tersebut dibunuh saat membawa minuman ke rumahnya dari sebuah sumur terdekat.

Para petinggi kesukuan menyatakan, dua tersangka pembunuhan merupakan kerabat dekat keluarga perempuan.

Ayah remaja perempuan tersebut menolak untuk menikahkan anaknya dengan alasan "terlalu muda untuk dinikahi."

Polisi pemerkosa

Kasus pembunuhan ini merupakan yang terbaru dalam serangkaian serangan brutal terhadap perempuan Afganistan. Sejumlah kasus kekerasan terhadap perempuan semakin meningkatkan kekhawatiran atas hak perempuan di negara tersebut.

Awal bulan ini, empat polisi dihukum 16 tahun penjara karena memerkosa seorang wanita muda di provinsi yang sama. Dalam persidangan di Kabul, korban pemerkosaan, Lal Bibi (18), mengaku diculik oleh sekelompok polisi yang memukul dan memerkosanya selama lima hari pada bulan Mei silam.

Kasus ini mendapat perhatian publik setelah Lal Bibi melaporkan serangan ini.

Korban kekerasan seksual di Afganistan biasanya sangat jarang berbicara di publik atas kasus yang mereka alami. Kasus Bibi ini membuat Presiden Karzai memerintahkan sebuah penyelidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com