Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Banglades Kejar Pemilik Pabrik

Kompas.com - 27/11/2012, 15:26 WIB

DHAKA, KOMPAS.com - Kepolisian Banglades kini tengah mencari para petinggi pabrik tekstil yang terbakar akhir pekan lalu. Akibat tragedi itu setidaknya 112 orang pekerja tewas terpanggang.

Para manajer perusahaan dianggap bertanggung jawab atas jumlah korban yang besar. Sebab, saat alarm kebakaran berbunyi para manajer ini tetap memerintahkan para buruh bekerja dan mengatakan alarm itu hanya sekadar latihan.

Sementara itu, pemerintah Banglades menetapkan hari berkabung nasional. Bendera nasional negara itu dikibarkan setengah tiang di kantor-kantor pemerintah dan di 4.500 pabrik tekstil di negeri itu.

Kepala kepolisian Dhaka, Habibur Rahman mengatakan polisi akan memeriksa pemilik Tazreen, Delwar Hossain karena diduga melanggar aturan pembangunan pabrik berlantai sembilan itu. Padahal, Tazreen hanya mendapatkan izin mendirikan bangunan setinggi tiga lantai.

"Kami akan menanyai dia terkait tudingan buruh yang mengatakan para manajer tak mengizinkan para buruh keluar gedung saat kebakaran terjadi," kata Rahman.

"Saat asap menyebar, manajer tetap mengatakan itu hanya sekadar latihan," lanjut Rahman.

Kepolisian, Rahman menambahkan, kini memperlakukan kasus kebakaran ini sebagai sebuah kasus pembunuhan.

"Kami tengah mengejar Hossain dan para manajer pabrik. Sejauh ini kami belum menemukan jejak mereka," ujar Rahman.

Pencarian para petinggi perusahaan ini digelar setelah ribuan buruh melakukan aksi unjuk rasa di kawasan industri Ashulia. Mereka menuntut keadilan dan menuntut diakhirinya kondisi kerja berbahaya seperti saat ini.

Banglades kini dikenal sebagai eksportir tekstil terbesar kedua di dunia dengan nilai ekspor mencapai 19 miliar dollar AS tahun lalu. Angka ekspor tekstil ini sama dengan 80 persen dari keseluruhan ekspor Banglades.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com