Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jurnalis Ditikam karena Salah Sasaran

Kompas.com - 26/11/2012, 05:22 WIB

Manado, Kompas - Wartawan harian Metro, terbitan Manado, Sulawesi Utara, Aryono Linggoto (26), tewas ditikam sekelompok anak muda, Minggu (25/11) sekitar pukul 05.00. Ia tewas dengan luka 14 tusukan tak jauh dari rumahnya di kawasan Tikala, Kota Manado, saat hendak membeli nasi kuning.

Almarhum diduga menjadi korban salah sasaran menyusul tawuran antaranak muda kampung di kawasan tersebut, Sabtu (24/11) malam.

Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Manado Komisaris Besar Amran Ampulembang mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus itu. Korban dan rekannya, Edo, yang saat itu berboncengan motor, sama sekali tak mengenal pelaku.

Namun, Polrestabes Manado telah menangkap pelaku berinisial JFK alias Jemmy (17), pelajar SMA di Manado. ”Pelaku penikaman diduga lebih dari seorang. Kami masih terus mengejarnya,” kata Amran.

Dari pemeriksaan awal, Polrestabes Manado mendapat keterangan, pelaku menduga korban adalah salah seorang anggota dari kelompok yang ikut tawuran.

Menurut Amran, almarhum ditikam di atas sepeda motor saat bersama Edo keluar rumah pada pagi hari untuk membeli nasi kuning. Di perjalanan, keduanya dihadang sekelompok anak muda yang membawa senjata tajam.

Edo mengatakan, saat sepeda motornya dicegat, sejumlah pelaku mendekati korban dan langsung mengayunkan pisau. Edo segera lari menyelamatkan diri.

Beberapa jam sebelumnya, di lokasi itu, memang terjadi tawuran antaranak muda kampung.

Usut tuntas

Setelah diotopsi di Rumah Sakit Dr Kandou Malalayang, Manado, jenazah korban dimakamkan di Banjer, Manado, Minggu petang. Pemakaman Aryono, yang diiringi isak tangis keluarga, berlangsung haru.

Pemimpin Redaksi Harian Metro Jemmy Saroinsong mengenal alumnus Fakultas Hukum Universitas Sam Ratulangi itu sebagai wartawan muda yang baik. ”Almarhum suka belajar, perilakunya santun. Kami kehilangan,” katanya. Selain menghendaki pengusutan tuntas, Metro juga membentuk tim untuk menyelidiki.

Ketua PWI Sulawesi Utara Joutje Kumayas meminta polisi menindak tegas pelaku dan merazia anak-anak muda yang sekarang ini senang membawa pisau.

Di Jakarta, Ketua Dewan Direktur Lembaga Kajian Publik Sabang-Merauke Circle Syahganda Nainggolan menyatakan, seringnya jurnalis jadi korban kekerasan menunjukkan profesi itu membutuhkan perlindungan.

Sekretaris Jenderal Perhimpunan Jurnalis Indonesia Tatang Badru Tamam mengharapkan kepolisian segera membongkar jaringan pelakunya. (ZAL/MAM)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com