Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yingluck Terancam Mosi

Kompas.com - 26/11/2012, 05:08 WIB

BANGKOK, MINGGU - Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra menghadapi mosi tidak percaya di parlemen, Minggu (25/11), sehari setelah demonstrasi besar-besaran menentang pemerintahannya yang berlangsung di Bangkok. Usul mosi tidak percaya itu diajukan pihak oposisi.

Debat parlemen untuk meloloskan mosi tersebut digelar menyusul unjuk rasa pada hari Sabtu, yang diikuti sedikitnya 10.000 anggota kelompok ”Pitak Siam” atau ”Lindungi Thailand”. Organisasi itu didirikan oleh seorang pensiunan jenderal, Boonlert Kaewprasit.

Kelompok penentang itu menuduh pemerintahan Yingluck, yang pertengahan tahun lalu menang telak dalam pemilihan umum di Thailand, terlibat dalam banyak kasus korupsi, menghina kekuasaan kerajaan, dan menjadi pemerintahan boneka mantan perdana menteri terusir Thailand, Thaksin Shinawatra.

”Perdana Menteri (Yingluck) dan pemerintahannya telah gagal memimpin negeri ini seperti sebelumnya mereka janjikan. Dia membiarkan praktik-praktik korupsi dan bahkan membiarkan orang luar memengaruhi dan mengontrol jalannya pemerintahannya,” ujar Jurin Laksanavisit, anggota parlemen dari partai oposisi, Partai Demokrat.

Meski demikian, sebagian kalangan meyakini, debat parlemen yang akan berlangsung selama tiga hari tersebut tak akan bisa menggoyang pemerintahan Yingluck.

Langkah pengajuan mosi tidak percaya, yang juga ditujukan kepada tiga orang menteri dalam kabinet Yingluck, itu diduga kuat bakal terhambat. Pasalnya, posisi partai pendukung Yingluck, Phuea Thai, ditambah koalisi dari enam partai politik lain sangat kuat di parlemen.

Bersama partai-partai mitra koalisinya, Phuea Thai menguasai tiga per lima jumlah kursi di majelis rendah.

Proses pemungutan suara pascadebat untuk mengajukan mosi tidak percaya tersebut akan berlangsung Rabu mendatang.

Sempat bentrok

Dalam unjuk rasa besar-besaran hari Sabtu, sempat terjadi bentrok antara polisi dan para demonstran antipemerintah. Polisi bahkan sempat menembakkan gas air mata untuk mengendalikan massa.

Aparat juga menangkap dan menahan sedikitnya 138 demonstran, yang saat kejadian nekat merangsek dan ingin menerobos barikade aparat, termasuk dengan menggunakan sebuah truk.

Pada hari Minggu, kepolisian mengaku telah membebaskan sedikitnya 137 orang yang mereka tangkap sebelumnya. Hanya tinggal satu orang, yakni sopir truk yang digunakan untuk mencoba mendobrak barikade polisi tersebut, yang dikenai tuduhan melanggar hukum keamanan khusus. Hukum keamanan dalam negeri diterapkan untuk menghadapi unjuk rasa tersebut.

Juru bicara kepolisian, Mayor Jenderal Piya Utayo, mengatakan, lima orang petugasnya terluka dalam kejadian itu, dua di antara mereka terluka parah.

Menurut Piya, pihaknya juga menemukan barang bukti berupa berbagai senjata tajam dan peluru yang disita dari para pengunjuk rasa.

Pemimpin aksi unjuk rasa, Boonlert, berjanji akan berupaya sekuat tenaga mendongkel Yingluck dari kursi kekuasaan. Dia dengan semangat memimpin yel-yel mendesak Yingluck turun.

Aksi unjuk rasa kali ini digelar di dekat Royal Plaza Bangkok, tak jauh dari gedung parlemen. Lokasi ini di masa lalu juga dikenal menjadi tempat pelaksanaan banyak aksi unjuk rasa besar.

(AFP/AP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com