Langit kota Rafah yang selama pekan lalu diramaikan bunyi pesawat nirawak kini sunyi. Wartawan Kompas
Warga Rafah turut gembira dengan tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza. ”Saya senang dengan berita itu. Bunyi ledakan di sekitar perbatasan sangat mengganggu, bahkan membuat panik,” ujar Ahmed (18), pemilik warung internet di Rafah.
Kesepakatan gencatan senjata Israel dan Palestina di Jalur Gaza yang dicapai di Kairo juga mendapat sambutan positif dari seluruh dunia. Hamas menjadikan hari Kamis sebagai hari libur resmi dan menyebutnya hari kemenangan. Hamas juga mengimbau warga agar mengunjungi keluarga korban.
Ribuan warga Gaza, Rabu malam, turun ke jalan untuk merayakan pengumuman gencatan senjata itu. Jalan-jalan utama Gaza City dipenuhi kendaraan yang membunyikan klakson dan mengibarkan bendera Palestina.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas meminta agar gencatan senjata ditingkatkan, supaya agresi Israel tak terulang. Dia juga mendesak dicabutnya blokade dan isolasi Israel atas Jalur Gaza. Otoritas Palestina melihat, langkah apa pun untuk memperkuat kesepakatan gencatan senjata harus memprioritaskan kepentingan rakyat Palestina serta kesatuan wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, seusai bertemu Raja Abdullah II di Amman, Jordania, meminta Israel dan Palestina berkomitmen untuk menjalankan kesepakatan gencatan senjata sepenuhnya. Prioritas saat ini adalah menjaga agar gencatan senjata berjalan dan warga Jalur Gaza mendapatkan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan.
Ia mengakui masih ada perundingan sulit untuk menyepakati rincian gencatan senjata itu. Namun, kesepakatan kedua pihak untuk mengakhiri kontak senjata cukup menggembirakan.
Menteri Luar Negeri Mesir Mohamed Kamel Amr, di Kairo, Rabu malam, mengumumkan tercapainya gencatan senjata di Jalur Gaza yang berlaku mulai pukul 21.00 waktu Kairo atau Kamis pukul 02.00 WIB. Kesepakatan itu disponsori oleh Mesir, dengan sumbangan peran Liga Arab, Turki, Qatar, dan PBB.