Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Mencekam di Gaza City

Kompas.com - 23/11/2012, 03:37 WIB

Berita kegagalan perundingan gencatan senjata diikuti Israel dengan meningkatkan gempurannya atas berbagai sasaran di Jalur Gaza. Mereka seolah ”kejar setoran” menghancurkan berbagai sasaran milik Hamas sebelum gencatan senjata benar-benar disepakati dan mereka tak bisa lagi bertindak.

Semakin malam, semakin membabi buta pesawat dan helikopter Israel menggempur berbagai sasaran di Israel. Kompas, yang menumpang bermalam di salah satu apartemen warga Gaza di Distrik Al Rimal, dibuat tidak bisa tidur sepanjang malam karena dahsyatnya pertempuran.

Keputusan menginap di distrik itu diambil atas rekomendasi warga Indonesia bernama Hussein, yang kebetulan bertemu di sebuah restoran di depan Rumah Sakit Shifa, Selasa sore. Menurut Hussein, Distrik Al Rimal dikenal jarang menjadi sasaran gempuran Israel karena bukan kawasan tempat tinggal para tokoh Hamas atau faksi pejuang Palestina lainnya.

”Penghuni di Distrik Al Rimal adalah warga biasa, bukan tokoh-tokoh Palestina. Tidak ada tokoh Hamas yang tinggal di sini. Israel tahu persis identitas para penduduk di distrik ini,” ungkap Izzuddin, putra pemilik apartemen tempat kami menginap malam itu.

Namun, keterangan itu tak menyurutkan rasa takut yang begitu mencekam. Dari balik jendela terlihat jalanan kosong, hanya satu-dua mobil lewat dengan kecepatan sangat tinggi.

Jendela bergetar

Kepanikan mulai melanda ketika gempuran pesawat-pesawat Israel terasa semakin dekat dengan tempat Kompas bermalam. Suara rudal-rudal Israel yang terbang di dekat apartemen, bahkan kadang melintas tepat di luar jendela kamar, membuat kaca jendela apartemen bergetar.

Kamar saya waktu itu berada di lantai tiga, yang artinya berada di ketinggian. Tak terelakkan lagi terbayang apa jadinya andai salah satu dari rudal-rudal itu nyasar menghajar dinding kamar ini.

Rabu dini hari, sekitar pukul 02.00, terjadi ledakan sangat dahsyat pada jarak sekitar 400 meter dari apartemen ini. Gelegar bunyi ledakan rudal itu membuat saya terloncat dari tempat tidur. Terlintas sebersit pikiran, rumah siapakah yang terkena rudal itu dan berapa orang lagi yang harus mati di Gaza malam ini...?

Tak tahan lagi dengan suasana penuh teror itu, saya menghubungi Jamal Yusuf al- Kharazin, pemilik apartemen itu yang juga tak bisa tidur, untuk meminta pindah ke tempat yang lebih aman. Saya menanyakan apakah dia memiliki ruang bawah tanah untuk berlindung, tetapi dia menggeleng. Saya baru sadar, bahkan di tengah suasana perang yang hampir setiap hari mengancam, tak semua warga Gaza memiliki ruang perlindungan khusus di bawah tanah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com