Musthafa Abd Rahman
Saat kegelapan sempurna telah menyelimuti Gaza, deru pesawat-pesawat tempur F-16 dan helikopter tempur Apache milik Israel mulai memenuhi langit Gaza City.
Bunyi pesawat nirawak, yang suaranya seperti berdering, bergaung tanpa henti sejak saat itu sampai pagi berikutnya. Pesawat-pesawat tanpa awak itu bertugas mencari, memotret, dan menandai sasaran-sasaran yang akan menjadi mangsa F-16 dan Apache.
Para pejuang Palestina pun tak tinggal diam. Roket-roket dari berbagai jenis yang mereka produksi mulai diluncurkan ke arah kota-kota di Israel. ”Gencatan senjata” sementara yang terjadi di Gaza sejak pagi karena kunjungan Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dan Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil al-Arabi ke Gaza City kini terkoyak sudah.
Rentetan bunyi roket dari berbagai jenis yang ditembakkan pihak Israel dan faksi-faksi pejuang Palestina, khususnya Hamas, nyaris tak berhenti. Suara menggelegar yang memekakkan telinga terdengar terus- menerus sejak Selasa sekitar pukul 19.00 hingga Rabu pagi.
Seharusnya malam itu jadi malam perayaan warga Jalur Gaza yang berharap gencatan senjata resmi diumumkan. Bahkan, menurut berita yang beredar di Gaza City, warga akan turun ke jalan untuk merayakan kesepakatan gencatan senjata.
Namun, terlihat raut kecewa mereka setelah sejumlah stasiun televisi memberitakan perundingan gencatan senjata yang dimediasi Mesir di Kairo gagal mencapai kesepakatan. Juru bicara Hamas, Fawzi Barhum, menuduh Israel tak bersedia menjawab usulan gencatan senjata dari Mesir sehingga kesepakatan gagal dicapai.