RAFAH, KOMPAS
Sebaliknya, serangan roket Hamas ke Israel juga terus berlanjut. Sepanjang Senin dilaporkan, tak kurang dari 75 roket Hamas ditembakkan ke Israel. Israel mengklaim telah menangkis ratusan roket itu dengan sistem pertahanan Iron Dome-nya.
Berlanjutnya konflik bersenjata ini memicu seruan gencatan senjata dari seluruh dunia. Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa, Senin, di sela-sela pelaksanaan KTT ASEAN di Phnom Penh, Kamboja, menegaskan,
Pemerintah Indonesia mendesak Dewan Keamanan PBB segera mengambil tindakan untuk menghentikan kekerasan. ”Dewan Keamanan PBB harus bertindak agar situasi (konflik) di sana segera diakhiri,” katanya.
Menurut Marty, sudah terlalu banyak korban manusia berjatuhan. Ia menambahkan, semua pihak seharusnya belajar dari konflik yang terjadi pada 2008-2009 dengan siklus kekerasan serupa, yang hanya mendatangkan kehancuran dan mengoyak rasa kemanusiaan.
”Indonesia menyatakan keprihatinan mendalam, mempunyai kepedulian yang mendalam, atas berulangnya kekerasan di sana,” kata Marty.
Sementara itu, anggota komite pusat faksi Fatah, Azzam Ahmed, mengatakan kepada televisi Alarabiya, Israel dan Palestina harus segera mencapai kesepakatan gencatan senjata baru.
Menurut dia, kecanggihan jenis senjata yang digunakan dalam perang ini, seperti kemampuan roket Palestina menjangkau kota Tel Aviv dan Jerusalem, telah mengubah semua kalkulasi dan bisa memengaruhi jalannya
Salah satu pemimpin Hamas, Ezzat Risq, dalam akun Facebook-nya, mengatakan, Hamas tak akan setuju gencatan senjata kecuali Israel menghentikan aksi pembunuhan tokoh-tokoh Hamas dan mencabut blokade terhadap Jalur Gaza.