Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diupayakan Santunan Bagi Jamaah Korban Tabrakan

Kompas.com - 15/11/2012, 16:46 WIB

JEDDAH, KOMPAS.com - Kantor Misi Haji Indonesia sudah melayangkan surat ke Kementerian Haji Saudi Arabia agar jemaah haji yang menjadi korban tabrakan beruntun mendapat santunan dari perusahaan bus.

Kabid Bidang Transportasi Kantor Misi Haji Indonesia Evadayanti di Jeddah, Kamis, mengatakan pihaknya juga sudah mengajukan surat ke Kepolisian Jeddah untuk membuatkan surat keterangan tentang peristiwa kecelakaan tersebut agar bisa menjadi dasar tuntutan kepada perusahaan bus Tamimi & Saihati.

Permintaan keterangan juga diajukan kepada rumah sakit Saudi di Jeddah, yang merawat korban anggota Kelompok Terbang SOC-44 Solo itu setelah peristiwa terjadi.

Evadayanti menyatakan santunan yang didapat adalah santunan kerohiman karena dalam perjanjian dengan Naqaba (Konsorsium Perusahaan Bus Saudi) tidak ada biaya asuransi.

Dia memperkirakan santunan mungkin hanya akan diberikan kepada Farida Umar yang mengalami fraktur (patah tulang) hidung. "Sedangkan kepada 16 korban lainnya kemungkinan tidak ada santunan karena tidak mengalami luka serius," kata Evadayanti, Kamis (15/11/2012).

Kantor Misi Haji juga mengupayakan santunan dari perusahaan asuransi Beringin Life ditanah air yang melindungi jemaah jika terjadi kecelakaan dengan nilai santunan Rp 5-10 juta rupiah.

Tabrakan beruntun empat bus Tamimi & Saihati yang membawa jamaah Keloter SOC-44 Solo terjadi pada Senin siang (12/11/2012) menjelang memasuki kota Jeddah. Jamaah sebelumnya berasal dari Makkah.

Kecelakaan terjadi, menurut sejumlah jemaah, karena supir membawa mobil secara ugal-ugalan setelah meminta uang tip pada jemaah pada titik pemeriksaan menjelang kota Jeddah.

Salah satu supir mendahului bus lainnya lalu saling kejar-kejaran kemudian terjadi kecelakaan setelah mengelak dari sebuah truk di jalur yang sama.

Evadayanti juga menyayangkan praktik pemungutan uang tips oleh supir bus dan pemberian sedekah atau uang terima kasih dari jemaah.

"Daker Jeddah sudah berulang kali mengingatkan pada ketua keloter dan ketua rombongan agar mengingatkan jamaah untuk tidak memberi uang tips kepada supir. Kantor Misi Haji Indonesia sudah membayar biaya pelayanan umum kepada Muasasah, termasuk didalamnya layanan transportasi," kata Evadayanti.

Namun, di sisi lain dia dia memahami niat baik jamaah yang ingin memberi sedekah atau ucapan terima kasih kepada supir atau mereka yang membantu mengangkat dan menurunkan koper.

Dampaknya, sejumlah supir menjadikannya sebagai kewajiban sehingga jika tidak diberi menurunkan kualitas pelayanan kepada jamaah. "Ini akan menjadi kajian buat kita untuk memperbaiki sistem layanan transportasi ke depan," katanya.

Evadayanti mengatakan sejumlah kasus pada layanan bus akan menjadi dasar bagi Kantor Misi Haji Indonesia untuk menentukan kebijakan apakah tetap akan mempertahankan penggunaan paket layanan bus seperti saat ini atau mengontrak perusahaan bus tertentu yang bisa melayani jamaah dengan bus dan supir yang lebih baik.

"Konsekuensinya, diperlukan biaya lebih tinggi, mungkin sekitar 100 riyal perorang untuk semua layanan bus di luar prosesi Armina (Arafah, Muzdalifah dan Mina)," kata Evadayanti.

Sejumlah negara, seperti Iran dan Turki melakukan hal itu, kata Evadayanti. Untuk itu perlu dukungan dari DPR dalam penyusunan anggarannya.

Indonesia membeli paket layanan bus Naqaba dimana sejumlah perusahaan bus bergabung dalan suatu konsorsium dengam kualitas layanan (services) dan usia mobil yang beragam pula.

Jika nasib, baik maka jamaah akan dilayani dengan baik dan dengan kualitas bus pariwisata, jika tidak maka akan dilayani dengan supir yang kasar, minta uang tips dan menjalankan bus dengan ugal-ugalan seperti mengebut, memberhentikan bus semaunya atau menjalankan bus dengan tersendat-sendat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com