Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Yasser Arafat Dibongkar

Kompas.com - 14/11/2012, 14:41 WIB

RAMALLAH, KOMPAS.com — Pekerjaan menggali mayat pemimpin Organisasi Pembebasan Palestina, Yasser Arafat, dimulai Selasa (13/11/2012) di tengah penyelidikan terkait sebab kematiannya pada tahun 2004.

Proses penggalian, yang dimulai dengan pemindahan kaca makam dan nisan marmernya, bisa memakan waktu hingga dua minggu karena pekerjaan yang rumit itu dilakukan dengan tangan. Demikian kata seorang sumber Palestina.

Penggalian itu terjadi setelah Pemerintah Perancis tahun ini membuka penyelidikan pembunuhan atas kematian Arafat setelah zat radioaktif dalam jumlah besar ditemukan pada sejumlah barang-barang pribadi Arafat.

Penyelidikan dilakukan setelah janda Arafat, Suha Arafat, mengajukan gugatan hukum resmi atas pembunuhan.

Presiden Otoritas Palestina, Mahmoud Abbas, kemudian menyetujui penggalian mayat Arafat dari makamnya, yang terletak di kompleks kepresidenan Palestina di Kota Ramallah di Tepi Barat.

CNN melaporkan, di lokasi makam itu, terlihat terpal besar yang mengelilingi makam dan para pekerja mulai memindahkan batu nisan.

Arafat meninggal pada usia 75 tahun di sebuah rumah sakit militer di Paris setelah ia menderita pendarahan otak dan mengalami koma. Pada hari-hari sebelum kematiannya, para pejabat Palestina mengatakan, ia punya kelainan darah—walau mereka mengesampingkan leukemia—dan masalah pencernaan.

Pada saat itu, rumor bahwa Arafat diracun beredar. Namun, para pejabat Palestina membantah hal itu. Menteri Luar Negeri Palestina, Nabil Sha'ath, mengatakan, dia "benar-benar" mengesampingkan hal itu.

Namun, seorang dokter Swiss mengatakan, para peneliti telah menemukan racun polonium-210 tingkat tinggi pada sejumlah barang milik Arafat. Francois Bochud, direktur Institut de Radiophysique, di Lausanne, Swiss, mengatakan, para penelitinya telah menguji sikat gigi, pakaian, dan keffiyeh, penutup kepala wana hitam-putih khas milik Arafat yang sering digunakannya.

"Sebuah noda cairan tubuh mengandung 180 megabecquerels isotop radioaktif per liter, sedangkan sebuah sampel yang biasa hanya akan berisi 5 megabecquerels per liter," kata Bochud. Becquerel merupakan unit pengukuran radioaktivitas.

"Kain pakaian Arafat, tanpa cairan tubuh, mengandung kurang dari 10 megabecquerels per liter," kata Bochud.

Suha Arafat mengatakan kepada CNN, dia menginginkan mayat suaminya digali sehingga para peneliti bisa yakin 100 persen tentang keberadaan polonium itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com