Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalai Lama: China Tidak Serius Atasi Aksi Bakar Diri

Kompas.com - 12/11/2012, 14:33 WIB

TOKYO, KOMPAS.com - Pemimpin spiritual Tibet, Dalai Lama, pada Senin (12/11/2012) mengatakan pemerintah China lebih tertarik mengkritik dirinya ketimbang mencari akar penyebab di belakang maraknya aksi bakar diri yang dilakuan warga Tibet.

"Pemerintah China seharusnya menyelidiki penyebab (insiden bakar diri). China nampaknya tidak serius dan ingin mengakhiri masalah itu dengan mengkritisi saya," kata Dalai Lama seperti dikutip kantor berita Kyodo.

Komentar Dalai Lama ini muncul setelah tujuh warga Tibet melakukan aksi bakar diri dalam sepekan. Komentar ini juga merupakan yang pertama sejak kongres Partai Komunis China digelar pekan lalu.

Akhir pekan lalu, seorang remaja 18 tahun meninggal dunia setelah membakar diri di depan sebuah biara di Provinsi Gansu, China barat laut. Demikian kantor berita Xinhua.

Sejak 2009, sebanyak 69 orang Tibet melakukan aksi bakar diri yang mengakibatkan 54 orang di antaranya meninggal dunia. Aksi nekat itu semakin kerap dilakukan beberapa bulan terakhir dan khususnya dalam pekan pelaksanaan Kongres Partai Komunis China pekan lalu yang akan melakukan pemindahan kekuasaan negeri itu.

Aksi bakar diri warga Tibet ini 'mengotori' citra persatuan negara yang dibangun China menjelang kongres. Di sela-sela kongres, Ketua Partai Komunis Tibet menyebut Dalai Lama dan warga Tibet di pengasingan sebagai kelompok separatis yang mendalakngi aksi bakar diri itu.

"Kelompok Dalai Lama dan separatir Tibet di luar negeri telah mengorbankan nyawa rakyatnye sendiri untuk tujuan politik mereka," kata Losang Gyaltsen, wakil ketua pemerintahan Tibet.

Dalai Lama saat ini sudah hampir mencapai akhir kunjungan 12 harinya di Jepang. Dalai Lama diketahui kerap mengunjungi Jepang, di mana dia memiliki banyak pendukung.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com