Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Koalisi Oposisi Suriah Terpilih

Kompas.com - 12/11/2012, 08:35 WIB

DAMASKUS, KOMPAS.com - Pemimpin agama di Damaskus yang mengasingkan diri dari Suriah dipilih sebagai kepala koalisi baru dalam pertemuan di Qatar, forum itu dihadiri oleh para penentang pemerintah Presiden Bashar al-Assad.

Moaz al-Khatib, mantan imam muslim Sunni Masjid Umayyad di Damaskus, tampaknya seorang yang moderat.  Sebelumnya, kelompok oposisi Suriah menyepakati perjanjian untuk menyatukan perbedaan faksi diantara mereka.  Oposisi yang terpecah dalam sejumlah fraksi mendapatkan tekanan dari AS dan pendukungnya agar mencapai kesepakatan.

Sheikh Moaz al-Khatib, berusia 52 tahun, meninggalkan Damaskus menuju Kairo pada Juli lalu, setelah beberapa kali ditahan oleh otoritas Suriah.

Dia menandatangani draf perjanjian pembentukan koalisi oposisi bersama dengan Dewan Nasional Suriah, pimpinan George Sabra, al-Khatib meminta komunitas internasional untuk "memenuhi janjinya," seperti dilaporkan oleh kantor berita AFP.

Bulan lalu, dia meminta sebuah solusi politik untuk menyelamatkan Suriah dari kehancuran yang lebih parah, dan menyatakan bahwa negosiasi tidak akan "menyelamatkan rezim" tetapi dapat mencegah adanya dampak buruk dari mundurnya pemerintahan".

Dalam wawancara dengan Reuters, Juli lalu, dia menyatakan berupaya untuk menghentikan konflik di Suriah :" Saya ingin warga Suriah menjadi satu."

Lebih dari 36.000 orang tewas dalam kerusuhan di Suriah, sejak terjadinya protes terhadap kepemimpinan Presiden Bashar al-Assad. Sementara itu ribuan orang mengungsi dari Suriah, sejak kerusuhan terjadi tahun lalu.

Keseimbangan

Ali Sadreddine al-Bayanouni, delegasi Ikhwanul Muslimin yang hadir dalam pertemuan di Qatar, mengatakan badan yang baru dibentuk akan disebut Koalisi Nasional untuk Pasukan Oposisi dan Revolusi Suriah. Kelompok baru yang dibentuk setelah pertemuan selama satu pekan di Doha, akan memiliki dua wakil presiden - yaitu Riad Seif yang membelot dari pemerintahan Assad dan pemimpin aktivis sekuler Suhair al-Atassi.

Koresponden BBC di Beirut Jim Muir menjelaskan pemimpin koalisi harus merupakan tim yang memiliki perimbangan anggota yang akan menyuarakan oposisi Suriah di masa mendatang.

Dewan Nasional Suriah SNC, yang sebelumnya dikenal sebagai kelompok oposisi besar di Suriah, diharapkan akan berdampingan dengan badan oposisi baru.

Menurut sumber Reuters dalam pertemuan itu, bahwa SNC telah diminta untuk sepakat dan diberikan batas waktu untuk menandatangani kesepakatan Senin (12/11) siang atau tidak dilibatkan dalam koalisi baru.

Pembentukan badan baru itu diusulkan oleh Seif dengan dukungan AS yang tampak putus asa dengan SNC.  "Kami menandatangani kesepakatan untuk membentuk (sebuah) koalisi dengan 60 anggota dari oposisi Suriah," kata dia.

Para delegasi menyatakan badan itu akan mewakili etnis Kurdi, Kristen, Alawite dan perempuan. Dari 60 posisi, 22 akan diberikan bagi SNC.

Bassem Said Ishak, dari SNC, menyatakan Kudri meminta waktu 48 jam untuk mendapatkan persetujuan dari pemimpin mereka.

Badan baru ini juga akan memiliki dewan militer yang melibatkan Tentara Pembebasan Suriah.

Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, yang berada di Doha, mengatakan bahwa 'tidak ada alasan' bagi komunitas internasional tidak mengenal oposisi Suriah.

Sementara itu, kekerasan berlanjut di Suriah pada Minggu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com