Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Dingin Ancam Korban Topan Sandy

Kompas.com - 06/11/2012, 06:27 WIB

NEW YORK, SENIN - Kehidupan sekitar 2,5 juta korban topan Sandy di tujuh negara bagian Amerika Serikat semakin sulit menghadapi musim dingin yang segera tiba. Aliran listrik diperkirakan baru kembali normal pekan depan. Di New York, puluhan ribu warga masih membutuhkan tempat berlindung dan rumah tinggal.

Kevin Cordova, warga Floral Park, New York, Senin (5/11), menuturkan, temperatur udara dua hari terakhir turun drastis dibandingkan saat topan Sandy melanda. ”Tak ada selimut setebal apa pun yang bisa menghalangi hawa dingin hingga minus 10 derajat celsius. Kami merasa seperti ’setengah gelandangan’. Kami punya rumah, tetapi tak bisa memanfaatkannya,” ujarnya kepada CNN.

Sejumlah warga yang memiliki generator harus mengantre hingga enam jam untuk mendapat bahan bakar gratis dari pemerintah federal. Karen Braithwaite, warga Coney Island, New York, mengaku, akibat mengantre bahan bakar, dia tak dapat membersihkan rumahnya yang porak-poranda.

Sekitar 730.000 warga New York masih hidup tanpa listrik. Di wilayah tetangga, New Jersey, dilaporkan, sedikitnya 1 juta warga tak terlayani listrik. Departemen Energi AS mengatakan, 2,5 juta warga AS terpaksa hidup tanpa listrik hingga pekan depan.

Terkait kebutuhan perumahan, Wali Kota New York City Michael Bloomberg memperkirakan tak kurang dari 40.000 warganya kehilangan tempat tinggal. Dia pun membandingkan situasi New York kini dengan New Orleans seusai dilanda badai Katrina tahun 2005. Bedanya, korban badai Katrina yang kehilangan rumah memilih meninggalkan New Orleans dan mencari tempat tinggal baru di wilayah lain.

”Warga kami memilih tetap tinggal di New York. Ini jelas jadi tantangan tersendiri,” ucapnya.

Setujui bantuan

Gubernur Negara Bagian New York Andrew Cuomo mengakui, kondisi cuaca mulai beranjak dingin. Banyak warga yang tinggal di rumah yang tak layak huni. Menurut Cuomo, puluhan ribu warga butuh solusi perumahan segera.

Direktur Badan Pengelola Keadaan Darurat Federal (FEMA) Craig Fugate mengatakan telah menyetujui bantuan 158 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,46 triliun untuk bantuan permukiman dan dampak badai lain. Hingga kini proses klaim masih dilakukan.

Pemerintah federal juga mengoptimalkan jaringan distribusi bahan bakar. Antrean warga terjadi bukan karena minimnya bahan bakar, melainkan tidak ada listrik untuk memfungsikan pompa bahan bakar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com