MEKKAH, KOMPAS.com — Seorang kakek bernama Jamingan Atmorejo Ahmad (65), asal Pematang Siantar, Sumatera Utara, terpisah dengan istri, Boini, dan rombongannya selama tiga hari.
Ia terpisah setelah membeli air mineral di salah satu toko di Mina. Saat ia keluar dari toko itu, rombongannya telah pergi.
Jamingan yang pensiunan pegawai perkebunan sawit di Pematang Siantar itu menghabiskan dua malam menginap di Masjidil Haram sambil menunggu kedatangan anggota rombongan. Ia akhirnya ditolong petugas dengan dibawa ke Daerah Kerja (Daker) Mekkah, Misi Haji Indonesia, dan telah satu malam menginap di kantor Daker.
Jamingan dan istrinya berangkat berhaji menggunakan fasilitas biro perjalanan dengan ongkos masing-masing 8.500 dollar AS. Keduanya digabung di Jakarta dengan rombongan berjumlah sekitar 60 anggota. Rombongan itu berangkat 6 Oktober 2012 dan rencananya kembali pada 10 November 2012.
Setelah terpisah dengan rombongan, ia kehilangan kontak dengan pembimbing dan rekan-rekannya. Ia juga tidak tahu rumah tempat pondokan mereka. Nomor-nomor yang tertera di gelang hajinya tidak dapat dihubungi walaupun kadang-kadang terdengan nada sambung.
"Anak saya empat. Mereka cemas dan menanyakan saya terus. Mereka yang mengongkosi kami. Tidak tahu ini, paspor tak ada sama saya," katanya.
Jamingan menyebutkan, hanya dia dan istri yang ikut dari Medan. Maktabnya nomor 73 di Arafah. Sementara maktab jemaah haji reguler hingga nomor 72.
"Istri saya kurang sehat. Dua telepon ada pada saya," kata Jamingan, yang mengaku anaknya dua di Palembang, satu di Tambun Bekasi, dan satu lagi di Malaysia.
Sumber: Antara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.