Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Keamanan di Taksi Masih Lemah

Kompas.com - 31/10/2012, 03:29 WIB

Jakarta, Kompas - Perampokan di taksi yang terjadi secara beruntun, Sabtu (27/10) dan Minggu (28/10), di Jakarta Selatan menunjukkan bahwa sistem keamanan di angkutan umum di Ibu Kota masih sangat lemah.

Kelemahan sistem ini diperparah dengan stigma yang menempel pada kaum perempuan, yaitu pihak yang lemah. Selain banyak kaum pekerja perempuan di kota besar, kaum hawa juga dianggap sebagai orang yang terbiasa memegang uang atau barang berharga.

”Jadilah perempuan sasaran empuk kejahatan. Kondisi ini yang seharusnya dipahami pihak berwenang, seperti polisi, pemerintah, dan pengusaha angkutan untuk bersama-sama menjaga keamanan angkutan umum secara maksimal,” kata anggota Komisi Nasional Antikekerasan terhadap Perempuan, Sri Nurherwati, Selasa (30/10).

Selain pelaku ditangkap dan dihukum sesuai dengan aturan yang berlaku, Sri meminta dinas perhubungan, polisi, dan perusahaan angkutan umum juga menjaga keamanan di taksi atau angkutan umum lain.

Di dalam kendaraan, fasilitas keamanan harus memadai. Contohnya, saat di dalam taksi, penumpang seharusnya bisa membuka sendiri tombol pembuka pintu.

Tahun 2011 hingga awal 2012, Jakarta juga pernah dihebohkan dengan kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual di mikrolet.

Sopir bersekongkol

Kasus perampokan di dalam taksi, Sabtu malam, menimpa ibu dan anak, Michelle Widiyawati (24) dan Erna Setyawati. Sementara pada Minggu malam menimpa Ratna Komala Sari (34).

Michelle dan Erna dirampok oleh sopir taksi yang mereka tumpangi dari depan Pondok Indah Mal menuju rumah mereka di Pesanggrahan. Sampai di Jalan RC Veteran, sopir taksi menghentikan laju kendaraan dengan alasan kakinya gatal. Ketika taksi berhenti, tiba-tiba masuk tiga laki-laki lain. Taksi lalu berjalan lagi dan para pelaku merampas barang-barang korban, termasuk kartu ATM milik Erna.

Di salah satu ATM, pelaku menguras uang korban sebesar Rp 13 juta. Sopir taksi dan tiga temannya lalu menurunkan korban di kawasan Lebak Bulus. Meskipun bisa mengingat nama taksinya, kedua korban tidak ingat nomor polisi serta nomor pintu taksi.

Sementara Ratna mengaku naik taksi sekitar pukul 20.30 dari depan restoran cepat saji di Pondok Indah untuk pulang ke rumahnya di Cilandak melalui Jalan Arteri Pondok Indah.

Sampai di Bundaran Pondok Indah ke arah Cilandak, sopir taksi menghentikan laju mobilnya. Sesaat kemudian, masuk tiga laki-laki.

Para pelaku mengambil tas korban serta merampas tiga telepon seluler, anting, dan cincin emas yang dipakai korban. Pelaku juga memaksa korban menyebutkan nomor PIN kartu ATM Bank Mandiri miliknya.

Di Jalan Pangeran Antasari, salah seorang pelaku turun dan mengambil uang di ATM korban sebesar Rp 6 juta. Sampai di gang dekat showroom Astra Cilandak, pelaku memerintahkan korban turun.

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Selatan Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat dan Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto memastikan akan mengungkap dan menangkap pelaku.

Kepolisian, kata Wahyu, sudah berkoordinasi dengan operator taksi, yang taksinya diduga digunakan para pelaku untuk merampok para korban. (NEL/RTS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com