Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2012, 09:38 WIB

Kompas.com - Menjaga berat badan ideal bukan hanya penting bagi orangtua tapi juga anak-anak dan remaja. Remaja yang mengalami obesitas dan kegemukan beresiko lebih tinggi menderita penyakit gangguan ginjal di usia dewasa.

Kabar baiknya, risiko tersebut bisa ditekan bila remaja itu bisa mengurangi berat badannya. Hasil penelitian ini menambah panjang deretan bukti pentingnya mewaspadai risiko obesitas sejak masa anak-anak.

"Angka obesitas dan kegemukan meningkat pesat pada anak-anak. Jika kondisi ini bisa dihentikan, dampaknya sangat positif. Upaya menurunkan berat badan pada anak anak memang tidak mudah karena mereka lebih suka minuman manis ketimbang makan sayur," kata Dr.Kirsten Johansen, peneliti.

Penelitian mengenai efek obesitas bagi kesehatan ginjal dilakukan oleh tim yang dipimpin Dr.Asaf Vivante yang mengumpulkan data hampir 1,2 juta anak berusia 17 tahun. Responden adalah remaja yang akan mengikuti ujian militer di Israel antara Januari 1967 hingga Desember 1997.

Para peneliti kemudian menghubungkan kondisi para remaja itu dengan dokumentasi penyakit ginjal stadium akhir. Selama 30 tahun periode studi, mereka menemukan 700 pria dan 160 wanita menderita gagal ginjal stadium akhir.

Vivante memperkirakan risiko gagal ginjal meningkat enam kali lipat pada mereka yang kegemukan dan 19 kali lipat pada mereka yang obesitas.

Yang menarik, risiko penyakit ginjal ternyata bukan hanya tinggi pada mereka yang menderita diabetes tapi juga orang sehat yang tidak diabetes.

Meski begitu, menurut Dr.David Katz, direktur Yale University Prevention Research Center, mengatakan bahwa berat badan bukan faktor tunggal pencetus penyakit ginjal. "Faktor lain yang terlibat adalah gaya hidup atau lingkungan," katanya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com