Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Harus Perangi Korupsi

Kompas.com - 28/10/2012, 06:02 WIB

Jakarta, Kompas - Sumpah Pemuda tahun 1928 telah menumbuhkan bibit keindonesiaan yang melampaui zamannya. Semangat itu harus diterjemahkan para pemuda zaman sekarang dengan memerangi praktik korupsi yang menggerogoti bangsa ini.

Demikian disampaikan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan dalam orasi peringatan ”Sumpah Pemuda” oleh Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Jakarta, Sabtu (27/10) malam. Hadir juga menjadi pembicara antara lain Wakil Ketua MPR Hajriyanto Y Thohari, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Fadel Muhammad, Ketua Umum AMPG Yorrys Raweyai, dan Ketua Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia Taufan EN Rotorasiko.

Anies Baswedan mengungkapkan, Sumpah Pemuda tahun 1928 telah menampilkan terobosan luar biasa, yaitu kemampuan melampaui zamannya, dengan menerima bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu. Hal itu diusung para pemuda dari berbagai daerah dan suku yang memiliki bahasa sendiri-sendiri. Mereka bertahan dengan komitmen itu selama 17 tahun sebelum Indonesia merdeka tahun 1945.

”Para pemuda itu menyepakati satu bahasa sebelum ada negara. Bahkan, saat itu kita memiliki lebih dari 250 bahasa. Mereka menyiapkan era baru yang menegakkan kesejajaran,” katanya.

Saat Indonesia merdeka, para pendiri bangsa juga meletakkan dasar demokrasi yang penting. Saat itu ada 138 lembaga aristokratik dan semua disamakan sebagai warisan budaya, bukan institusi politik. ”Para pemuda dan pendiri bangsa bisa melakukan itu karena mereka sudah selesai dengan dirinya. Mereka bisa hidup makmur dengan keluarganya, tetapi memilih berjuang bagi bangsa,” katanya.

Spirit itu perlu diterjemahkan pemuda saat ini dengan mengatasi masalah serius bangsa, yaitu korupsi. ”Pemuda harus menjadi bagian dari upaya memberantas korupsi. Kita harus mengembangkan tata cara penuh integritas, dan ini perlu dibuat menjadi gerakan bersama,” katanya.

Hajriyanto, yang juga Ketua DPP Partai Golkar Bidang Keagamaan, mengatakan, para pemuda harus memperkuat diri sebagai generasi yang berwawasan kebangsaan paripurna. Tidak saja mengacu pada nasionalisme masa lalu, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai kebangsaan yang bersih dan benar-benar antikorupsi secara otentik. Korupsi memiliki daya rusak besar bagi bangsa dan harus diperangi.

”Korupsi membuat keadilan tak terwujud, melahirkan kekecewaan di tengah masyarakat. Ini harus dilawan,” katanya.

Sementara itu di Manado, dalam rangka peringatan Hari Sumpah Pemuda, Garda Pemuda Nasional Demokrat menyelenggarakan seminar nasional ”Kerukunan Indonesia dari Sulawesi Utara untuk Nusantara”, Sabtu (27/10).

Belasan tokoh nasional hadir berbicara dalam seminar itu, antara lain Azyumardi Azra, Radhar Panca Dahana, Sri-Edi Swasono, Musdah Mulia, Rizal Ramli, Franz Magnis-Suseno, Romo Benny Susetyo Pr, Syamsul Djalal, dan Amir Piliang. Acara ini juga dihadiri sejumlah tokoh rohaniwan Sulawesi Utara.

Dalam seminar itu, Romo Benny mengatakan, generasi pemuda tahun 1928 telah berhasil gemilang mempersatukan ratusan suku menjadi satu bangsa (nation) dengan perasaan nasional dan bahasa yang satu. Namun, realitas tersebut berbeda dengan generasi sekarang yang cenderung bermental pragmatis.

(iam/zal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com