Para ahli meteorologi AS menurunkan Sandy menjadi topan kategori satu, Kamis malam, setelah mengamuk di Jamaika, Kuba, Bahama, dan Haiti. Topan itu merobohkan tiang-tiang listrik, merusak ratusan rumah, membanjiri jalan-jalan, dan merusak tanaman panen.
Para ahli memperingatkan topan itu bisa bertemu dengan badai musim dingin dekat AS pekan depan, dengan kemungkinan bisa menghasilkan topan super atau ”Frankenstorm” yang bisa memorakporandakan wilayah Pantai Timur AS.
Mereka mengatakan, kombinasi kondisi cuaca yang bertentangan itu bisa memengaruhi kawasan itu sampai puncak perayaan Halloween pada 31 Oktober.
Dalam buletin pukul 09.00 GMT (pukul 16.00 WIB), Jumat, Pusat Topan Nasional AS (NHC) yang berbasis di Miami, Florida, mengatakan, Sandy membawa angin berkecepatan 130 kilometer per jam saat bergerak ke utara sebagai badai kategori satu pada Skala Saffir-Simpson yang punya lima kategori.
Topan itu bergerak ke barat laut dengan kecepatan sekitar 20 km per jam. Diharapkan topan itu akan makin melemah dalam 48 jam mendatang, tetapi tetap berstatus sebagai topan.
Prakiraan NHC paling akhir menyebutkan, topan itu akan bergerak sejajar dengan Pantai Timur AS sebelum berbelok ke barat laut dan menghantam kawasan Mid-Atlantik yang berpenduduk padat di sebelah utara Washington DC, Selasa dini hari mendatang.
Kepulauan Bahama masih terus dihajar badai itu hari Jumat, dengan tiang listrik dan telepon roboh, wisatawan terdampar, dan pohon-pohon tercerabut. Sekolah, kantor pemerintah, bandara, dan jembatan juga masih ditutup.
Hujan lebat dan angin kencang yang dibawa Sandy menyebabkan sedikitnya 29 orang tewas. Pemerintah Kuba mengatakan, Kamis malam, 11 orang tewas ketika badai itu mengamuk melintasi negara itu. Sebagian besar korban tewas karena pohon yang tumbang atau tertimpa bangunan yang roboh di Provinsi Santiago de Cuba dan Provinsi Guantanamo.