Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enam Hari Kekerasan, 112 Orang Tewas

Kompas.com - 26/10/2012, 18:57 WIB

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Jumlah korban tewas dalam aksi kekerasan dalam enam hari terakhir di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, terus bertambah. Jumlah korban tewas mencapai 112 orang ketika pada Jumat (26/10/2012), pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk mengakhiri bentrok sektarian terburuk di negeri itu dalam beberapa tahun terakhir.

Warga Buddha Rakhine mengatakan kepada Reuters, mereka ditembaki pasukan keamanan yang mencoba menegakkan aturan di daerah itu, setelah kekerasan terhadap Muslim Rohingya terjadi di sejumlah distrik termasuk di distrik Kyaukpyu di mana proyek pipa China-Myanmar bernilai miliaran dollar AS berawal.

"Militer melepaskan tembakan untuk mencegah sejumlah penduduk desa menyerang sebuah komunitas Muslim Rohingya," kata Aung Kyaw Min (28) yang tertembak kakinya.

"Saya tak mengerti mengapa militer menembaki kami," tambah dia

Dalam insiden lain, Kamis (25/10/2012), militer menembaki kerumunan pengunjuk rasa anti-Rohingya di kota Kyauktaw. Insiden itu menewaskan dua pengunjuk rasa dan empat lainnya terluka.

Tindakan tegas aparat keamanan Myanmar terhadap warga pemeluk Buddha menjadi pertanda bahwa militer, yang dituding membela para pemeluk Buddha, mencoba bertindak lebih keras setelah dunia internasional mengkritik minimnya tindakan yang dilakukan Pemerintah Myanmar.

Sementara itu, PBB memperingatkan Myanmar bahwa upaya menegakkan demokrasi di negeri itu bisa hancur jika kekerasan sektarian yang sudah berlangsung hanya lima bulan setelah kerusuhan yang menewaskan 80 orang dan membuat 75.000 orang mengungsi terjadi di kawasan yang sama.

"Ikatan peraturan sosial berpotensi hancur dan upaya reformasi serte keterbukaan yang tengah diusahakan pemerintah Myanmar sangat mungkin akan terganggu," demikian pernyataan resmi Sekjen PBB Ban Ki-moon yang disampaikan melalui seorang juru bicara.

"Rasa salng curiga yang semakin dalam antar komunitas kini dikesploitasi oleh kelompok militan dan para kriminal untuk menghasilkan korban jiwa dalam skala besar," tambah Sekjen Ban.

Meningkatkan korban tewas sejak Rabu lalu, menjadi ujian terberat pemerintah Myanmar yang tengah melakukan reformasi. Pemerintah Myanmar tengah diuji untuk mengatasi perselisihan etnis dan agama yang selama hampir setengah abad berhasil ditekan rezim militer yang berakhir tahun lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com