Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel-Hamas Sepakati Gencatan Senjata

Kompas.com - 25/10/2012, 13:26 WIB

GAZA CITY, KOMPAS.com — Israel dan Hamas, gerakan militan Palestina yang mengkontrol Gaza, menyatakan telah mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata tidak resmi setelah serangan mematikan yang terjadi selama beberapa hari terakhir. Perundingan untuk menerapkan gencatan senjata dilakukan dengan bantuan Mesir, tetapi masa dan durasinya tidak diketahui dengan pasti, seperti dilaporkan wartawan BBC di Gaza, Jon Donnison.

Dalam serangan roket yang terjadi sejak Senin lalu, lima orang terluka di Israel. Setelah itu, Israel membalasnya dengan serangan udara di Kota Gaza, yang menewaskan setidaknya empat orang militan. Serangan itu menyebabkan sekolah-sekolah yang berada di perbatasan kedua negara ditutup untuk mencegah banyak korban.

Awal pekan ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjanjikan akan melanjutkan "serangan terhadap target" militan yang meluncurkan roket ke wilayah Israel.

"Kami tidak meminta untuk eskalasi ini dan tidak memulai ini," kata dia. "Tetapi, jika ini berlanjut, kami mempersiapkan untuk memulai operasi ekstensif dan menusuk."

Misi suci

Rabu lalu, lebih dari 70 roket diluncurkan ke bagian selatan Israel, yang menyebabkan lima orang terluka, dua diantaranya kritis, menurut militer Israel. Ketika merespons serangan ini, pasukan udara dan tank Israel menargetkan lokasi peluncuran roket di bagian utara Gaza.

Sayap militer Hamas, Brigade Izz al-Din Qassam, mengonfirmasi terlibat dalam belasan peluncuran roket dan mortir ke Israel. Dalam sebuah pernyataan, Brigade Izz al-Din Qassam dan kelompok militan di Gaza yang lebih kecil, Popular Resistance Committees (PRC), mengatakan, "Misi suci ini merupakan respons yang berulang, tindakan kriminal yang dilakukan musuh terhadap masyarakat kita."

Kekerasan terjadi setelah kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, mengunjungi wilayah itu untuk berupaya melakukan proses perdamaian Timur Tengah yang selama ini terhenti.

Dia bertemu dengan Presiden Israel Shimon Peres dan Netanyahu. Rencana pertemuan dengan Menteri Pertahanan Ehud Barak pada Rabu dibatalkan. Jadi, Barak dapat berkunjung ke perbatasan Gaza.

Kamis ini, Baroness Ashton akan bertemu dengan otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan PM Salam Fayyad. "Ini merupakan waktu yang genting bagi Timur Tengah secara luas," kata dia.

Hamas, yang memerintah Gaza, tidak pernah menjadi bagian dari proses perdamaian, yang terhenti sejak dua tahun lalu, seperti disampaikan oleh koresponden BBC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com