Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL Okupasi Jalanan Jakarta

Kompas.com - 24/10/2012, 03:12 WIB

Jakarta, Kompas - Pedagang kaki lima yang beroperasi di sejumlah ruas jalan di Jakarta semakin abai pada aturan. Mereka mengokupasi sebagian badan jalan. Tak sedikit keberadaan mereka menjadi penyebab kemacetan lalu lintas.

Di jembatan layang Slipi, Jakarta Barat, sekitar 50 PKL yang terdiri atas penjual makanan, pakaian, ikat pinggang, mainan anak-anak, dan aksesori lainnya berjejal menduduki sebagian bahu jalan. Padahal, sudah berulang kali petugas membersihkan lokasi ini dari mereka.

Kehadiran PKL di lokasi tersebut membuat arus lalu lintas kendaraan bermotor yang memutar masuk kolong jembatan tersendat.

Endang (45), pedagang ketoprak yang sudah mangkal di sana lebih dari lima tahun, mengaku, ia bersama pedagang makanan lain berdagang di lokasi itu sejak pukul 09.00-21.00. Endang dan PKL enggan pindah karena sudah punya pelanggan tetap.

”Saat kami bersihkan dan kami tempatkan beberapa petugas di sana, ya, bersih. Tapi, begitu ditinggal petugas, ya, datang lagi mereka,” kata Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Jakarta Barat Kadiman Sitinjak. ”Mereka datang lagi karena petugas kami terbatas, bukan karena petugas kami melakukan pungli.”

Pendudukan bahu jalan oleh PKL yang paling parah di Jakbar adalah di Jalan KH Moch Mansyur, di sekitar pasar Mitra-Pasar Jembatan Lima, diikuti kawasan Pancoran-Glodok-Toko Tiga.

PKL mainan anak-anak di Jalan Basuki Rachmat, Jakarta Timur, yang dikenal sebagai Pasar Gembrong, juga selalu menjadi biang keladi kemacetan di kedua ruas Jalan Basuki Rachmat. Padahal, izin berdagang bagi PKL di area itu telah dicabut Pemerintah Kota Jakarta Timur pada pertengahan 2011, tetapi tidak pernah tampak ada penertiban PKL di ruas jalan tersebut.

Bangunan Pasar Gembrong, Cipinang Besar Selatan, yang didirikan tidak jauh dari lokasi PKL Pasar Gembrong sejak tahun 2011, juga masih sepi dari pedagang. ”Kalau pemerintah tegas, semestinya bangunan pasar ini bisa segera terisi dan ramai. Masalahnya, penertiban saja tidak pernah ada,” kata Dimas (30), salah seorang PKL mainan yang kini menempati salah satu kios di Pasar Gembrong, Selasa (23/10).

Sebagai bagian dari rekayasa penataan lalu lintas agar mengurangi kemacetan, pengamat transportasi Darmaningtyas meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menularkan kebijakannya mengelola PKL seperti saat memimpin Kota Solo, Jawa Tengah.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, keberadaan PKL sangat mengganggu kelancaran arus lalu lintas. ”Untuk menghilangkannya, perlu penegakan hukum melibatkan polisi, dinas perhubungan, dan Satuan Polisi Pamong Praja,” kata Pristono.

(WIN/NEL/NDY/MDN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com