Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekerasan terhadap Jurnalis Harus Dihentikan

Kompas.com - 23/10/2012, 15:22 WIB

LONDON, KOMPAS.com — Sebanyak 35 kelompok media, termasuk Forum Editor Dunia serta Asosiasi Surat Kabar dan Penerbit Berita Sedunia (WAN-IFRA), yang mewakili 120 negara dunia, bertemu di BBC College of Journalism, London, pekan lalu.

Dalam pertemuan tersebut, para perwakilan media massa ini menyepakati bahwa ancaman terhadap kinerja dan kebebasan pers di berbagai belahan dunia belum sepenuhnya hilang. Itu terbukti dengan masih banyaknya ancaman dan pembunuhan wartawan di berbagai negara.

Menjelang pertemuan PBB dengan media dan wartawan pada 22-23 November mendatang, perwakilan media massa dunia ini menandatangani deklarasi, berisi delapan langkah yang mengecam pembunuhan, penyerangan terhadap wartawan, mengkritik lemahnya tindakan negara, dan menyambut baik inisiatif PBB.

Pertemuan PBB bulan depan itu akan fokus pada upaya-upaya praktis untuk mengimplementasikan rencana aksi PBB untuk keselamatan jurnalis di level negara, regional, dan lokal.

Dalam pertemuan di London ini, perwakilan dari harian dan lembaga penyiaran utama di negara-negara paling berbahaya untuk wartawan—Pakistan, Meksiko, Rusia, Sri Lanka, dan Somalia—menyepakati bahwa berbagai jenis ancaman untuk wartawan harus dihentikan.

"Kunci untuk menjamin keselamatan wartawan adalah bagaimana semua pemerintah menjalankan undang-undang yang sudah ada," kata Rodney Pinder dari Institut Keselamatan Media Internasional.

"Sebab, cara sensor yang paling murah adalah pembunuhan dan kekerasan," tambah Rodney.

Sementara itu, Direktur BBC World News Peter Horrocks mengatakan, BBC sudah pernah mengalami berbagai ancaman di berbagai level, termasuk mengganggu frekuensi hingga mengancam keluarga jurnalis BBC yang bekerja untuk Siaran Bahasa Persia.

"Kita harus menunjukkan rasa hormat kepada para jurnalis yang bekerja di bawah kondisi penuh ancaman seperti itu," kata Horrocks.

"Di Meksiko, banyak jurnalis kini menganggap budaya pembunuhan adalah bagian normal dari pekerjaan mereka. Untuk mengubah budaya ini, dibutuhkan aksi nyata tak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari masyarakat," kata wartawati Meksiko, Anabel Hernandez.

Anabel adalah pemenang penghargaan Golden Pen of Fredoom 2012 yang dipersembahkan WAN-IFRA atas kerjanya membongkar korupsi dan kartel obat bius, meski kerap mendapatkan ancaman pembunuhan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com