Kebijakan Luar Negeri Fokus Debat Terakhir Capres AS

BOCA RATON, KOMPAS.com - Setelah melewati hari-hari yang padat, dua debat sengit, dan kampanye panjang melelahkan selama beberapa bulan, Barack Obama dan Mitt Romney, Senin (22/10) malam waktu AS, akan berhadapan-hadapan lagi pada debat ketiga, yang merupakan pertempuran akhir untuk menuju Gedung Putih.

Pertarungan terakhir ini akan fokus pada kebijakan luar negeri. Obama dan penantangnya dari Partai Republik itu akan berdebat soal kelemahan keamanan di Libya, bagaimana menahan proyek nuklir Iran, krisis yang bergolak di Suriah, kebangkitan China, dan mengakhiri perang Afganistan. Debat kali ini akan menjadi kesempatan terbaik Romney untuk mengkritisi kelemahan langkah-langkah Obama dalam menangani serangan 11 September di Kedutaan Amerika Serikat di Benghazi, Libya, yang menewaskan Duta Besar AS.

Romney seorang mantan pengusaha yang tampil lebih nyaman dengan persoalan ekonomi. Dia terkecoh beberapa kali pada isu-isu internasional, dan perjalanan ke luar negerinya musim panas lalu banyak menuai kecaman. Namun, Obama juga memiliki masalah, hasil jajak pendapat Pew Research Center menunjukkan bahwa keunggulannya pada kebijakan luar negeri menyusut empat poin dari Romney, setelah naik 15 poin bulan lalu.

Misi Obama adalah mengingatkan kembali warga Amerika tentang kesuksesannya memimpin untuk mengakhiri perang Irak dan menetralisasi Osama bin Laden, sementara itu, saingannya sebelumnya yaitu George W Bush tidak memiliki pengalaman atau mengambil keputusan apapun dalam mengarahkan bangsa AS untuk keluar dari krisis.

Debat kali ini diselenggarakan di Negara Bagian Florida, dan dilaksanakan 15 hari sebelum hari pemilihan pada 6 November mendatang.

Skor debat Obama dan Romney sejauh ini adalah 1-1. Romney unggul pada debat pertama di Colorado, dan Obama kembali menguat pada pertemuan terbuka kedua di New York. Karena itu, pertemuan ketiga ini akan sangat monumental.

Berita terkait dapat dibaca di: Pemilu Amerika