Havana, Senin -
Fidel menuduh kantor berita dan musuh-musuh Kuba menyebarkan ”kebodohan-kebodohan” mengenai dirinya. Sasaran utama Fidel adalah laporan pada sebuah surat kabar Spanyol, ABC, pekan lalu, yang mengatakan dia mengalami stroke berat dan dalam keadaan lumpuh.
”Saya bahkan tidak ingat bagaimana rasanya sakit kepala,” tulisnya.
Fidel menulis dia telah terbiasa dengan informasi keliru mengenai Kuba sejak invasi Teluk Babi tahun 1961. Dia mengkritik media Barat yang menurutnya berada dalam saku kaum berada. Secara khusus dia
Artikel di koran Partai Komunis, Granma, itu disertai foto-foto yang diambil oleh putranya, Alex Castro, yang memperlihatkan ikon revolusioner tersebut berdiri di halaman, dekat beberapa pohon, dengan mengenakan baju kotak-kotak dan topi koboi. Salah satu foto menampilkan Fidel membaca Granma edisi 19 Oktober.
Artikel itu juga dimuat di Cubadebate, situs online milik negara, Senin. Foto-foto itu, kata Fidel, merupakan bukti ”betapa mereka adalah pembohong”.
Jejaring sosial selama beberapa pekan terakhir ramai dengan isu mengenai kematian Fidel, yang kini berusia 86 tahun dan beberapa tahun belakangan kondisinya menurun. Dia memerintah Kuba selama 49 tahun sebelum mengundurkan diri tahun 2008, dengan alasan usia dan kesehatan. Posisi Fidel sebagai Presiden Kuba kemudian digantikan oleh adiknya, Raul Castro.
Isu kematian Fidel berulang kali muncul di blog dan Twitter, terutama jika dia lama tidak muncul di depan umum.
Untuk membuktikan kesehatannya, Fidel menerima kedatangan mantan Wakil Presiden Venezuela Elias Jaua. Jaua, yang kini mengincar posisi Gubernur Negara Bagian Miranda di Venezuela, pada Minggu mengatakan dia bertemu pemimpin revolusioner Kuba itu sehari sebelumnya. Dia memperlihatkan foto-foto pertemuan itu kepada wartawan dan mengatakan Fidel Castro dalam keadaan sehat.
Jaua mengatakan dia bertemu Fidel selama lima jam. Ikon revolusi Kuba itu lalu mengantarnya ke Hotel Nacional. Menurut Jaua, Fidel tampak ”sangat sehat”.
Castro tidak tampak di muka umum sejak bulan Maret ketika dia menerima Paus Benediktus XVI yang berkunjung ke Havana. Dia juga berhenti menulis Refleksi, kolom opininya yang diterbitkan surat kabar pemerintah. Tulisan paling akhir diterbitkan tanggal 19 Juni.
Fidel mengatakan, dia telah memutuskan untuk berhenti menulis kolom karena alasan praktis. ”Saya berhenti menulis Refleksi karena bukan peran saya untuk memenuhi halaman pers kita, yang diperuntukkan bagi karya lain yang dibutuhkan negara ini,” katanya.