Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Romney dan Obama Dinilai Imbang

Kompas.com - 23/10/2012, 02:25 WIB

Boca Raton, Senin - Isu kebijakan internasional jika terpilih menjadi presiden Amerika Serikat akan menjadi isu pokok perdebatan politik terakhir antara Presiden AS Barack Obama serta penantangnya, Mitt Romney, di Boca Raton, Florida, Senin (22/10) malam, atau Selasa pagi WIB ini.

Karena ini debat terakhir dari tiga debat kandidat presiden AS kali ini, acara yang disiarkan langsung televisi sekitar 90 menit ini diperkirakan menjadi acara yang paling banyak ditonton warga AS selama masa kampanye pemilu presiden AS 2012.

Sampai setelah debat kedua Selasa lalu, polling pendapat dua institusi besar, NBC News dan Wall Street Journal, memperlihatkan kedua kandidat ini sama kuat, masing-masing dengan 47 persen. Polling dilakukan pada sekitar 1.000 pemilih terdaftar dan 816 calon pemilih pada periode 17-20 Oktober 2012.

Sementara itu, menurut polling yang dilakukan secara luas di kalangan seluruh pemilih, Obama unggul dengan 49 persen, dan kandidat Republik, Romney, hanya 44 persen.

Meskipun demikian, Romney mengungguli Obama dalam kaitan meningkatnya kepercayaan dan optimisme masyarakat, seandainya Romney terpilih.

”Kali ini akan terjadi perdebatan sengit,” kata Dan Gelber, mantan senator dari Miami Beach, yang kini jadi juru kampanye Obama, tentang debat di Florida.

Soal Libya

Acara debat di Boca Raton kali ini diperkirakan akan menjadi kesempatan emas bagi Romney. Pada debat kedua, dia sedikit salah langkah saat menyoroti penanganan Obama atas peristiwa serangan 11 September ke Konsulat AS di Benghazi, Libya, yang menewaskan empat warga AS, termasuk Duta Besar Chris Stevens.

Dalam debat itu, Romney menuding Obama bertindak lambat, dua minggu penuh setelah peristiwa serangan, baru Obama melukiskan serangan itu sebagai terorisme. Tudingan itu ditepis Obama, meminta Romney untuk meneliti transkrip pidatonya.

Diperkirakan Romney akan menekankan sorotannya lebih luas lagi, tak hanya soal serangan Benghazi, tetapi juga meningkatnya kekerasan anti-AS di Timur Tengah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com