Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kerusuhan Berdarah Pecah di Lebanon

Kompas.com - 22/10/2012, 17:54 WIB

BEIRUT, KOMPAS.com — Kematian kepala intelijen Lebanon akibat bom mobil pada Jumat (19/10/2012) memicu kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Tripoli dan beberapa orang terluka di Beirut dalam semalam. Demikian penjelasan pejabat keamanan setempat, Senin (22/10/2012).

Di Tripoli, kantong Muslim Sunni yang menentang Presiden Suriah Bashar al-Assad, tiga orang terbunuh dan 26 orang lainnya terluka setelah terlibat bentrok dengan kaum Alawite, pecahan Syiah, suku asal Assad. Polisi melaporkan seorang bocah perempuan berumur empat tahun terluka dalam insiden berbeda.

Bentrokan antara kaum pro dan antipendukung Assad di Tripoli memang sering terjadi ketika ketegangan akibat perang saudara di Suriah meluber ke Lebanon yang berbatasan dengan Suriah.

Sementara itu, di Beirut, enam orang terluka setelah angkatan bersenjata melakukan sweeping di distrik Tariq Jdideh, yang mayoritas warganya adalah Muslim Sunni, untuk mencari orang-orang bersenjata. Suara senjata otomatis dan tembakan roket antitank terdengar dari beberapa tempat.

Tentara menghalangi wartawan mendekati area itu dan situasi di kawasan itu tidak diketahui pasti.

Menurut polisi, orang-orang yang terluka terdiri dari empat warga Lebanon, seorang Suriah, dan satu orang Palestina.

Beberapa waktu setelah sweeping oleh tentara, orang-orang bersenjata yang mendukung pemimpin oposisi dan mantan perdana menteri Saad Hariri memblokade jalan-jalan di ibu kota.

Mereka membawa senapan serbu Kalashnikov, menutup jalan dekat Tariq Jdideh, yang merupakan basis Hariri, yang kini tinggal di luar negeri karena mengkhawatirkan keselamatannya.

Warga Sunni marah setelah bom mobil meledak di Beirut dan menyebabkan tewasnya Brigjen Wissam al-Hassan, kepala intelijen yang dikenal dengan Hariri dan "musuh" pendukung Assad di Lebanon.

"(Situasi) tidak lagi seperti dulu," kata salah seorang pria bersenjata. "Kami akan menemui Ahmad Hariri (kepala gerakan Future yang anti-Suriah dan sepupu Saad Hariri) untuk mengatakan bahwa kami tidak mau lagi dimarginalkan."

Kerusuhan itu terjadi sehari setelah Brigjen al-Hassan dimakamkan dan di tengah seruan agar PM Najib Mikati mengundurkan diri. Pemerintahan Mikati didominasi kubu Hizbullah yang Syiah.

Hizbullah merupakan sekutu dekat Assad dan Iran dan milisinya merupakan yang terkuat di Lebanon.

Menyusul pemakaman al-Hassan, ratusan pemuda berusaha menerobos Serail, gedung parlemen, tetapi mereka didorong mundur oleh polisi. Hariri kemudian meminta simpatisannya untuk keluar dari jalan karena kita ingin mengusir pemerintah dengan cara damai dan demokratis.

Lebanon merupakan negara yang terdiri dari berbagai umat beragama dengan 64 persen dari populasi adalah Muslim—yang terbagi rata antara Sunni dan Syiah, sementara sisanya beragama Kristen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com