Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Ketergantungan dari Malaysia

Kompas.com - 22/10/2012, 03:18 WIB

Oleh Agustinus Handoko

Masyarakat di wilayah perbatasan Kalimantan Barat sejak dulu bergantung pada sejumlah bahan makanan asal Malaysia. Budidaya ikan air tawar di Kecamatan Sekayam, Kabupaten Sanggau, terus digalakkan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap komoditas ikan dari Malaysia. 

Peningkatan produksi ikan air tawar untuk mengurangi ketergantungan terhadap produk ikan Malaysia dilakukan oleh Kelompok Tani Maju Terus di Desa Bungkang, Kecamatan Sekayam. Budidaya ikan air tawar di wilayah Sekayam sebetulnya sudah ada sejak 1990-an, tetapi pengelolaannya masih konvensional. Baru pada 2006, budidaya ikan air tawar dikelola semi-intensif.

Ketua Kelompok Tani Maju Terus Dedi Sulardi mengemukakan, ada sekitar 17 hektar lahan yang dimanfaatkan menjadi kolam pembenihan dan budidaya ikan air tawar. Hanya saja, sebagian besar kolam belum dibuat permanen menggunakan beton.

”Peningkatan produksi ikan akan maksimal jika pembudidaya mendapatkan jaminan pasokan benih. Untuk itulah kami juga intensif mengembangkan pembenihan sendiri melalui unit pembenihan rakyat,” ujar Dedi.

Di Bungkang terdapat 30 kolam pembenihan dan sekitar 250 kolam budidaya. Tempat pembenihan dan budidaya ikan air tawar di Bungkang prospektif, mengingat posisinya yang strategis karena dilintasi aliran Sungai Bungkang. Hulu sungai ini tepat berada di kawasan perbatasan Indonesia dan Malaysia. Dari hulu sungai yang sama, air mengalir melalui sungai ke Sarawak.

460.000 bibit

Para pembudidaya ikan air tawar di Bungkang mendapat kepastian pasokan bibit ikan karena kelompok tani sudah bisa memproduksi 460.000 bibit ikan setiap bulan di unit pembenihan rakyat. Mardiah (47), pemilik pembenihan dan budidaya ikan di Bungkang, menuturkan, sebagian besar bibit memang dipasok untuk pembudidaya lokal. Namun, sebagian juga dikirim ke luar Sanggau, seperti Kabupaten Sintang dan Pontianak.

”Berapa pun produksi bibit, pasti terserap. Apalagi permintaan untuk Kecamatan Sekayam tinggi karena dalam beberapa bulan terakhir ini setiap Sabtu dan Minggu permintaan ikan selalu tinggi,” kata Mardiah.

Dedi menambahkan, produksi ikan budidaya masih bisa terus ditingkatkan. Pasalnya, saat ini sebagian besar kolam belum dibuat permanen sehingga hasilnya belum optimal. Dari sekitar 250 kolam budidaya, sekitar 80 persen belum permanen.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com