Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Jubir Khadafy Tak Jelas

Kompas.com - 22/10/2012, 02:32 WIB

Tripoli, Minggu - Nasib dua orang dekat mantan pemimpin Libya Moammar Khadafy, masing-masing mantan juru bicara Mussa Ibrahim, dan putra Khadafy, Khamis, hingga Minggu (21/10) belum diketahui. Pemerintah mengklaim telah menangkap Ibrahim, sedangkan Khamis tewas.

Kantor perdana menteri Libya, Sabtu, mengumumkan telah berhasil menahan Ibrahim, yang pada masa akhir pemerintahan Khadafy menjadi corong bagi kubu orang kuat Libya itu. Namun, seseorang yang mengaku Ibrahim kemudian menyebarluaskan rekaman suara lewat jejaring sosial. Dia membantah penangkapan itu dan mengatakan dirinya berada di luar Libya.

”Mussa Ibrahim telah ditangkap di pos pemeriksaan di kota Tarhuna. Dia dibawa ke Tripoli untuk diserahkan kepada pihak berwenang dan diperiksa,” demikian siaran pers dari kantor PM Libya yang diterima media.

Berita ini muncul tepat pada peringatan satu tahun tewasnya Khadafy, 20 Oktober 2011, di Sirte. Tewasnya Khadafy memuncaki konflik bersenjata selama delapan bulan di negeri itu.

Pengumuman itu disampaikan setelah otoritas Libya mengakui belum sepenuhnya membebaskan negeri itu dari cengkeraman pengikut Khadafy. Loyalis Khadafy terus menebar ancaman, terutama di Bani Walid, tempat asal suku Warfalla, salah satu pilar kekuasaan Khadafy.

”Kampanye untuk membebaskan negeri ini belum seluruhnya berhasil. Bani Walid telah menjadi semacam perlindungan bagi sejumlah pelanggar hukum, kelompok antirevolusioner, dan tentara bayaran,” ujar Mohammed Megaryef, Ketua Majelis Nasional Libya.

Tidak ada verifikasi independen, baik atas klaim Pemerintah Tripoli maupun atas rekaman suara yang mengaku Ibrahim. Deputi PM Mustafa Abushagur dalam akun Twitter-nya menulis, pengumuman penahanan Ibrahim dibuat tanpa konfirmasi.

Ketidakjelasan juga muncul dengan berita tewasnya Khamis Khadafy. Khamis dikabarkan ditangkap di Bani Walid dan tewas saat dibawa ke Misrata. Namun, tak ada pernyataan tertulis dari pemerintah, seperti yang biasanya diberikan pada penangkapan tokoh pendukung Khadafy sebelumnya. Juga tak ada foto yang memperlihatkan Ibrahim atau Khamis di dalam tahanan.

Pemerintah Libya berulang kali keliru mengumumkan penangkapan loyalis Khadafy. Sebelum ini, Khamis telah dilaporkan tewas pada tiga kesempatan selama konflik bersenjata yang terjadi tahun 2011. Sebuah stasiun televisi Suriah yang mendukung Khadafy pernah melaporkan Khamis tewas dalam pertempuran di tenggara Tripoli pada 29 Agustus 2011.

Terbelah

Bani Walid hingga Minggu masih dikepung milisi di bawah kendali Kementerian Pertahanan. Pertempuran ini memperlihatkan perbedaan mendalam yang membuat Libya terbelah, setahun setelah meninggalnya Khadafy.

Milisi, yang sebagian besar berasal dari Misrata, menghujani kota di puncak bukit yang berpenduduk 70.000 orang itu dengan tembakan selama beberapa hari. Kantor berita pemerintah, LANA, mengatakan, 26 orang tewas dan lebih dari 200 orang cedera akibat pertempuran ini.

Saat Misrata dikepung pasukan Khadafy, tahun lalu, Bani Walid adalah kota yang setia mendukung Khadafy. Kota ini terisolasi dari Tripoli dan tetap mendukung pemerintahan lama.

”Serangan terus berlanjut. Tembakan datang dari segala penjuru,” kata pemimpin milisi Bani Walid, Abdelkarim Ghomaid, lewat telepon. Ia mengaku anak buahnya menangkap 16 mobil milik milisi Misrata. Namun, berita ini tak dapat dikonfirmasi.

Di luar Bani Walid, ratusan mobil antre di pos pemeriksaan pemerintah di Desa Weshtata, berusaha mengungsi dan menjauhi pertempuran. ”Pertempuran belum berakhir. Asap mengepul di sejumlah tempat,” ujar salah satu warga lewat telepon.

Milisi Misrata

turut mengepung Bani Walid karena berang dengan tewasnya Omran Shaban setelah dua bulan dalam tahanan di Bani Walid. Shaban, anggota milisi Misrata, adalah orang yang menemukan Khadafy tengah bersembunyi di jalur pipa di Sirte, 20 Oktober 2011.

Majelis Umum Nasional memerintahkan Kementerian Pertahanan dan Dalam Negeri mengusut pihak yang bertanggung jawab menculik Shaban dan menyiksanya. Tripoli pun memberi batas waktu pada Bani walid untuk menyerahkan tersangka.

(AFP/AP/Reuters/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com