Serangan bom mobil itu terjadi di kawasan Ashrafiyeh, Beirut, Jumat sore. Sedikitnya 8 orang tewas dan 80 orang luka-luka dalam serangan terburuk di Beirut dalam beberapa tahun terakhir ini.
Salah satu korban tewas adalah Kepala Dinas Intelijen Lebanon Brigadir Jenderal Wissam al- Hassan. Hassan adalah tokoh di balik pengungkapan rencana jahat pejabat Suriah untuk memicu instabilitas di negara tetangganya itu.
Berdasarkan hasil penyelidikan Hassan, dua pejabat Suriah, termasuk Kepala Biro Keamanan Nasional Suriah Jenderal Ali Mamlouk, Agustus lalu, resmi didakwa melakukan konspirasi dengan pejabat Lebanon untuk memicu gelombang kekerasan di Lebanon. Mantan Menteri Informasi Lebanon Michel Samaha turut didakwa dalam kasus itu.
Hari Sabtu, Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati mengatakan, terbongkarnya rencana jahat tersebut melatarbelakangi serangan bom mobil di Beirut.
”Seorang perdana menteri tak bisa mendahului proses penyelidikan. Namun, jujur saja, saya tak bisa memisahkan kejahatan yang terjadi kemarin (Jumat) dengan terbongkarnya konspirasi untuk melawan Lebanon, Agustus lalu,” kata Mikati.
Pemerintah Suriah, melalui Menteri Informasi Omran al-
Serangan bom mobil itu hampir saja memicu keguncangan politik di Lebanon. Kelompok-kelompok Sunni, tempat Hassan berasal, turun ke jalan guna menggelar protes dan menyerukan agar pemerintahan Mikati mundur.
Sejumlah kelompok pria Sunni bersenjata bahkan memblokade jalan sebagai aksi protes, termasuk jalan raya menuju Bandara Internasional Beirut.