Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keputusan Newsweek Tak Berarti Industri Majalah Cetak Berakhir

Kompas.com - 20/10/2012, 19:23 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Keputusan majalah berita Newsweek untuk menghentikan penerbitan edisi cetaknya diduga terkait kerugian besar yang ditanggung perusahaan penerbit majalah tersebut. Penjualan majalah itu terus anjlok.

Pemilik Newsweek, Barry Diller, Ketua IAC/Interactive Corp, pada Juli lalu sudah mulai mengeluh tentang biaya percetakan. Perusahaan diduga mengalami kerugian 40 juta dollar AS karena penurunan iklan dan pelanggan.

Berpindah dari edisi cetak ke digital mungkin mengatasi masalah yang menimpa Newsweek, kata Tom Rosenstiel, Direktur Project for Excellence in Journalism dari Pew Research Center di Washington. "Masalah Newsweek adalah terlalu fokus mencari pelanggan tetap yang sulit diraih," kata Rosenstiel.

Sejumlah industri penerbitan memang mengalami penurunan sepanjang semester I-2012. Oplah majalah Fortune, Time, dan People juga anjlok.

"Pertanyaan bukan soal apakah, tetapi kapan beralih ke digital. Pembaca yang menginginkan ini," kata Tina Brown, Pemimpin Redaksi Newsweek, menjelaskan pengalihan dari edisi cetak ke digital.

Didirikan 1933 oleh Thomas JC Martyn, mantan editor Time, majalah Newsweek pernah menjadi majalah yang ditunggu-tunggu bersama Time. Warga rela menunggu selama seminggu hanya untuk menunggu apa gerangan yang akan disajikan Newsweek.

Menurut Brown, majalah Newsweek akan tampil secara digital dengan nama baru Newsweek Global dan pembacanya harus berlangganan. Hanya sebagian isi Newsweek Global yang ditampilkan di situs portal berita The Daily Beast. Newsweek merger dengan The Daily Beast pada tahun 2010, dan kini dua-duanya dipimpin Brown.

Keputusan itu mengakhiri 79 tahun usia majalah yang pernah menjadi saingan utama majalah Time itu. Pelanggan majalah ini sempat mencapai 3,15 juta orang pada puncaknya tahun 2000. Namun, kini pelanggannya tinggal 1,5 juta orang.

Sebelumnya, majalah US News & World Report juga sudah menghentikan edisi cetaknya tahun lalu dan fokus ke digital. Keputusan yang sama juga dilakukan harian The Christian Science Monitor yang menghentikan edisi cetak dan beralih ke koran digital tahun 2009 lalu.

Meski demikian, keputusan terbaru Newsweek itu dipandang tidak merefleksikan kondisi kesehatan industri majalah di AS secara keseluruhan.

Industri cetak

"Tindakan Newsweek menjadi digital tak merefleksikan kesehatan industri majalah cetak," kata Mary Berner, Presiden The Association of Magazine Media.

"Industri ini belum masuk ke toilet. Ini tidak benar. Keinginan membaca majalah versi cetak belum enyah," katanya.

Editor majalah Time, Rick Stengel, mengatakan belum akan mengikuti langkah Newsweek. "Edisi cetak tetap andalan bagi grup Time. Sejak lama kami tidak melihat Newsweek sebagai pesaing utama dan tunggal, kami melihat banyak penerbitan lain sebagai pesaing sehingga kami terus berjuang memperbaiki diri dan tampil mengesankan," ujar Stengel.

Sebagian orang mengatakan, industri majalah cetak di AS masih stabil. Menurut MediaFinder.com, dalam sembilan bulan pertama 2012, ada 181 majalah baru edisi cetak yang terbit dan hanya 61 di antaranya yang tutup dini.

Majalah bertema bisnis juga stabil. Oplah The Economist meningkat dari 844.000 eksemplar tahun lalu menjadi 1,6 juta eksemplar tahun ini.

Menurut eMarketer, penerimaan majalah di AS juga naik 2,6 persen tahun ini menjadi 18,3 miliar dollar AS. Ini peningkatan berturut-turut dalam tiga tahun terakhir. Namun, peningkatan penerimaan ini didorong kenaikan iklan di majalah digital.(AP/AFP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com