Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Assad, "Tersangka" Utama Bom Beirut

Kompas.com - 20/10/2012, 06:37 WIB

BEIRUT, KOMPAS.com — Berbagai kalangan di Lebanon menuding rezim Presiden Bashar al-Assad di Suriah berada di balik serangan bom mobil di Beirut yang menewaskan Brigjen Wissam al-Hassan, pejabat tinggi intelijen yang dikenal anti-Damaskus.

Al-Hassan dikenal sebagai orang dekat dengan Saad Hariri, putra mantan perdana menteri Rafiq Hariri yang terbunuh dalam serangan bom mobil pada 2005. Al-Hassan juga memimpin penyelidikan atas kasus tersebut dan menemukan bukti-bukti yang mengungkapkan keterlibatan Suriah dan kelompok Hizbullah dalam pembunuhan itu.

Saad Hariri langsung menuding Presiden Suriah itu sebagai dalang serangan bom yang terjadi pada Jumat (19/10/2012) itu. "Kami menuduh Bashar al-Assad atas pembunuhan Wissam al-Hassan, penjamin keamanan rakyat Lebanon," kata Hariri, yang juga merupakan perdana menteri itu, kepada stasiun televisi Lebanon.

Tuduhan yang sama dilontarkan Walid Jumblatt, pemimpin Druze Lebanon, yang sejak lama dikenal sebagai penentang Assad. "Saya secara terbuka menuduh Bashar al-Assad dan rezimnya atas terbunuhnya Wissam al-Hassan," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Informasi Suriah Omran al-Zohbi mengecam keras yang disebutnya sebagai serangan "teroris yang pengecut". Ditegaskannya, serangan semacam itu tidak bisa dibenarkan di mana pun terjadi.

Tokoh oposisi Lebanon Samir Geagea mengatakan, Al-Hassan terus bergerak dengan pengamanan yang luar biasa dan mengirim istri dan anak-anaknya ke Paris, Perancis, karena dia menyadari bahwa dirinya menjadi target.

Al-Hassan, yang merupakan bos intelijen di Badan Keamanan Dalam Negeri (ISF), berperan penting dalam penangkapan mantan menteri informasi Michel Samaha, yang dikenal dekat dengan Damaskus, pada 9 Agustus lalu.

Samaha merupakan salah satu sekutu Assad di Lebanon dan selama ini bertindak sebagai penasihat media tak resmi pemimpin Suriah tersebut. Samaha mengakui bahwa dia sendiri yang mengangkut bahan peledak dengan mobilnya dari Suriah ke Lebanon dengan tujuan membunuh tokoh-tokoh Lebanon demi Suriah.

Pengadilan militer mendakwa Samaha dan petinggi Suriah, Brigjen Ali Mamlouk, dengan perencanaan serangan teroris di Lebanon. Mamlouk, yang baru terpilih untuk memimpin Biro Keamanan Nasional Suriah, didakwa secara in absentia.

Serangan Jumat kemarin terjadi hanya sekitar 200 meter dari markas besar partai Kristen Phalange, yang juga anti-Damaskus. Anggota parlemen dari Phalange Nadim Gemayel langsung menuding Suriah berada di balik serangan tersebut.

"Rezim Suriah tidak bisa dipisahkan dari ledakan-ledakan semacam itu. Rezim ini, yang di ambang kejatuhan, berusaha mengekspor konfliknya ke Lebanon," kata Gemayel kepada televisi LBC.

Sementara itu, anggota parlemen lainnya, Nohad Mashnouq juga menuduh rezim Suriah terlibat dalam serangan itu. "Ledakan itu merupakan pesan dari rezim Suriah untuk meneror rakyat Lebanon," kata Mashnouq kepada Al-Arabiya.

Diberitakan sebelumnya, sebuah bom mobil meledak di Ashrafieh, sebuah kawasan di Beirut yang mayoritas warganya beragama Kristen, Lebanon, Jumat (19/10/2012). Delapan orang tewas dan puluhan orang terluka dalam serangan bom itu.

Sampai saat ini, belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com