TEHERAN, KOMPAS.com — Seorang pejabat senior militer Iran, Selasa (16/10/2012), mengklaim pesawat-pesawat nirawak (drone) mereka telah berkali-kali terbang di atas wilayah udara Israel dari Lebanon tanpa terdeteksi untuk mengintai sistem pertahanan udara dan mengumpulkan data. Pejabat Israel membantah klaim tersebut.
Pejabat Iran itu menolak mengungkap lebih detail misi ataupun kemampuan pesawat nirawak mereka, termasuk apakah pesawat itu mirip dengan milik Hizbullah yang ditembak jatuh pesawat tempur Israel pekan lalu.
Sulit untuk memverifikasi pernyataan tersebut karena pejabat itu meminta namanya tidak diungkap karena bukan pejabat yang berwenang menyatakan hal itu.
Pernyataan itu tampaknya merupakan bagian dari strategi Iran untuk menggembar-gemborkan kemajuan militernya—termasuk kapal perang dan pesawat nirawak—yang oleh Teheran disebut bisa mengatur keseimbangan kekuatan di wilayah itu ketika Barat dan sekutu-sekutunya memberlakukan sanksi ekonomi gara-gara ambisi nuklir Iran.
Namun, pejabat keamanan Israel membantah klaim Iran tersebut dan mengatakan pesawat nirawak Hizbullah yang ditembak jatuh pekan lalu itu merupakan penyusupan wilayah udara pertama yang terjadi.
Dikatakannya, Israel mengetahui kehadiran pesawat itu bahkan sebelum memasuki wilayahnya. Setelah memastikan pesawat itu tidak "berbahaya", militer Israel menembaknya di wilayah gurun tak berpenghuni sesuai dengan rencana. Namun, seperti pejabat Iran, pejabat Israel itu juga menolak namanya disebut karena militer Israel masih menyelidiki kasus itu.
Pejabat Iran itu mengatakan, pesawat nirawak buatan dalam negeri sudah puluhan kali terbang di atas Israel sejak perang Hizbullah-Israel pada musim panas 2006. Pertahanan Israel tidak mendeteksi kehadiran pesawat-pesawat pengintai itu.
"Pesawat yang ditembak pekan lalu itu bukan yang pertama dan bukan yang terakhir terbang di wilayah udara Israel," katanya.
Iran kerap menggunakan pergerakan militer untuk mengirim pesan pada Israel dan AS, yang memiliki pangkalan militer di negara-negara Arab, seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Tahun lalu, Teheran mengirim kapal perangnya ke Laut Mediterania untuk kali pertama sejak Revolusi Islam 1979. Bulan lalu, para pemimpin Iran mengungkap detail pesawat nirawak berdaya jangkau menengah dan menguji coba empat rudal antikapal perang beberapa saat sebelum latihan militer pimpinan AS berlangsung di Teluk.
Pada saat itu, komandan senior Garda Revolusi Jenderal Amir Ali Hajizadeh juga memperingatkan, pangkalan-pangkalan AS di Teluk bisa menghadapi serangan balasan jika Israel menyerang fasilitas nuklir Iran.
Pada Selasa (16/10/2012), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Rahmin Mehmanparast menggambarkan kemajuan militer Iran, antara lain, pesawat nirawak dan rudal yang bisa menjangkau Israel merupakan perisai terhadap kemungkinan serangan Israel pada fasilitas nuklirnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.