Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rakyat Kamboja Ratapi Wafatnya Sihanouk

Kompas.com - 16/10/2012, 12:50 WIB

PHNOM PEHN, KOMPAS.com - Warga Kamboja menyatakan dukanya atas wafatnya mantan raka mereka, Norodom Sihanouk dalam usia 90 tahun di China. Pada Selasa (16/10/2012), warga mengenakan pita hitam dan mengibarkan bendera setengah tiang tanda berduka.

Jenazah Sihanouk menurut rencana tiba di Phnom Pehn pada Rabu (17/10) dan akan disemayamkan selama tiga bulan di Istana Kerajaan sebelum digelarnya upacara pemakaman kenegaraan.

Dalam suratnya kepada istri Sihanouk, Ratu Monique dan putranya, Raja Norodom Sihamoni, Perdana Menteri Hun Sen menyampaikan pujiannya kepada Sihanouk sebagai sosok hebat yang tak ada bandingnya.

Meski tak lagi menjadi raja sejak 2004 lalu, sosok Sihanouk masih sangat populer di mata rakyat Kamboja. Di Phnom Pehn, warga dari segala kalangan dan usia berkumpul di lapangan di depan Istana Kerajaan untuk menyampaikan rasa duka mereka.

"Saya kehilangan dia. Saya datang untuk menyampaikan kesedikan saya. Di bawah pemerintahannya kami hidup bahagia, dia tak pernah menyakiti orang lain," kata seorang warga Kamboja, Sam Sivorn (58).

"Jika bisa saya ingin memberikan nyama saya kepadanya. Saya ingin sang Raja kembali," ucap Choun Chana (32) sambil menangis sedih.

Dan sebagian besar warga Kamboja, menganggap Sihanouk adalah pemimpin terbaik mereka meski dalam sejarah, tak jarang Sihanouk mendapat kritik tajam. Terutama persekutuan singkatnya dengan Khmer Merah yang menjadi rezim paling berdarah di Kamboja.

Sementara itu, para mahasiswa, mengenakan pakaian serba putih dan pita hitam untuk menunjukkan mereka berduka atas wafatnya Sihanouk. Mereka menyanyikan lagu-lagu perjuangan Kamboja sebelum meletakkan karangan bunga  berwarna kuning dan putih di pelataran istana.

Warga berusia lanjut masih jelas mengingat Sihanouk yang naik tahta pada 1941 dalam usia baru 18 tahun. Dia memerdekakan Kamboja dari penjajahan Perancis dan sempat membuat situasi politik Kamboja stabil, meski dalam waktu yang terbilang singkat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com