Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pimpinan MILF Kunjungi Istana Presiden Filipina

Kompas.com - 15/10/2012, 13:33 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Pemimpin Front Pembebasan Islam Moro (MILF), Murad Ebrahim menggelar pertemuan bersejarah dengan Presiden Filipina, Benigno Aquino, Senin (15/10/2012) jelang penandatanganan perdamaian yang diharap bisa menghentikan konflik yang sudah menewaskan lebih dari 150.000 orang itu.

"Ini seharusnya menjadi sebuah perdamaian," kata Ebrahim saat memberikan replika gong kepada Presiden Aquino dalam pertemuan di Istana Kepresidenan.

Ebrahim, yang mulai mengangkat senjata melawan Manila pada 1970-an, adalah pemimpin MILF pertama yang mengunjungi Istana Kepresidenan Filipina.

Para perunding utama kedua pihak direncanakan menandatangani peta jalan perdamaian Senin siang disaksikan Presiden Aquino dan Murad Ebrahim.

Di bawah rencana damai itu, 12.000 anggota MILF akan menghentikan tuntutan kemerdekaan kawasan Mindanao di Filipina Selatan. Sebagai gantinya, pemerintah Filipina akan memberikan otonomi besar untuk kawasan berpenduduk mayoritas Islam itu.

Meski rencana segera diteken, namun para pemimpin Filipina dan MILF paham bahwa rencana ini akan menghadapi banyak rintangan saat pelaksanaannya. Penandatanganan rencana damai, tidak serta merta menjamin konflik bersenjata segera berakhir.

"Kami paham berbagai tantangan akan mengadang usai penandatanganan ini," kata salah seorang penasihan senior Presiden Aquino, Teresita Deles.

MILF memberontak dan menuntut kemerdekaan di Mindanao yang mereka anggap sebagai tanah leluhur jauh sebelum Spanyol mulai menjajah Filipina pada 1500-an.

Sebenarnya  gencatan senjata antara pemerintah Filipina dan MILF sudah diberlakukan sejak 2003, namun dalam 10 tahun terakhir sejumlah aksi kekerasan kembali terjadi di kepulauan itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com