Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lelang Kopi Bergairah

Kompas.com - 15/10/2012, 04:57 WIB

Surabaya, Kompas - Kopi-kopi spesial produksi dalam negeri terapresiasi dalam Lelang Kopi Spesial 2012 di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (14/10). Kopi yang unggul terjual dengan harga hampir enam kali lipat dari harga normal. Harga fantastis ini diharapkan memacu petani kopi menjaga mutu.

Kopi terbaik itu adalah kopi arabika yang dihasilkan Asosiasi Petani Kopi Toraja (APKT), Sulawesi Selatan. Kopi itu mendapat skor tertinggi dalam proses seleksi, yaitu 86,29 poin. ”Skor 80 poin sudah termasuk kategori spesial. Dalam lelang ini, standarnya 83 poin ke atas,” kata Ketua Lelang Kopi A Syafrudin.

Kopi asal Toraja itu terjual dari penawaran semula sebanyak 26 dollar AS per kilogram (kg) atau sekitar Rp 250.000 per kg (dengan perhitungan kurs Rp 9.600) menjadi 45 dollar AS per kg atau sekitar Rp 432.000 per kg. ”Padahal, harga di luar lelang paling tinggi Rp 80.000 per kg,” kata Ketua APKT Edi Kende Suma.

Sebanyak 24 macam kopi yang dilelang merupakan seleksi dari 65 sampel kopi yang masuk. Dari 24 macam kopi itu, sebanyak 13 macam berjenis arabika, 8 macam kopi luwak, dan 3 macam kopi robusta. Kopi-kopi itu berasal dari Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Sulawesi, Papua, dan Kalimantan.

Dalam lelang itu, jumlah kopi untuk satu lot dibatasi sebanyak 600 kg-900 kg untuk arabika dan robusta serta 10 kg-25 kg untuk kopi luwak. Para penawar dalam lelang sebanyak 30 orang berasal dari dalam negeri dan luar negeri seperti Korea Selatan, Australia, dan Amerika Serikat.

Kopi jenis robusta terjual hingga Rp 67.000 per kg dari harga pasaran Rp 24.000 per kg. Adapun kopi luwak terjual hingga Rp 960.000 per kg dari penawaran awal Rp 192.000 per kg.

Menurut Edi, kopi arabika Toraja yang diproduksinya menjadi mahal karena diproses dengan teliti selama tiga minggu. Kopi yang boleh dipetik hanya yang berwarna merah cerah. Selain proses yang memperhatikan mutu, kualitas kopi Toraja sudah baik karena ditanam di ketinggian 1.726 meter di atas permukaan laut. Di APKT, Edi membawahkan 1,539 petani.

Ketua Asosiasi Petani Kopi Manggarai Raya Lodovikus Vadirman mengatakan, petani kopi di daerahnya sudah terbiasa dan puas menjual ke pasar lokal meski harga rendah. ”Masih banyak yang tidak percaya kopi mereka jika diolah dengan benar harganya bisa tinggi,” katanya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Asosiasi Kopi Spesial Indonesia Ina Muwarni mengatakan, lelang ini untuk mengapresiasi produksi kopi terbaik dalam negeri. Lelang ini merupakan yang kedua setelah pertama kali diadakan di Bali pada tahun 2010. Di Bali waktu itu hanya ada 53 sampel kopi dan terseleksi sebanyak 22 sampel.

Produksi teh

Solo International Tea Festival di Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (14/10), merekomendasikan produsen teh dalam negeri didorong untuk memproduksi teh dengan kualitas premium untuk pasar dalam negeri. Dengan melompat ke kualitas premium ini, diharapkan apresiasi masyarakat terhadap teh meningkat. Timbal baliknya, nilai tukar petani meningkat. (DEN/EKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com