Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Meningitis Tewaskan 15 Orang di AS

Kompas.com - 14/10/2012, 14:05 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com - Otoritas kesehatan AS mengatakan saat ini sudah 15 orang di negara itu yang tewas akibat wabah penyakit radang otak bersumber dari sejenis jamur langka atau fungal meningitis.

Wabah tersebut kemunculannya diduga akibat suntikan steroid yang biasa digunakan untuk merawat cedera pada punggung.

Meski demikian saat ini masih belum jelas bagaimana tiap pasien bisa terpapar wabah ini karena meningitis jamur bisa berkembang dengan masa inkubasi yang cukup lama.

"Meski sudah ada banjir peringatan, kami sarankan agar para ahli medis tidak menggunakan produk yang dipersoalkan itu," kata Ilisa Bernstein, Direktur Ketaatan pada Pusat Riset dan Evaluasi Obat, lembaga Administrasi Obat dan Makanan (FDA) AS .

Pusat Pengawasan Penyakit (CDC) AS mengatakan kasus terakhir yang menyebabkan tewasnya seorang penderita wabah ini terjadi di Indiana.

Tidak menular

Lembaga tersebut mengatakan secara keseluruhan ada 200 orang yang terkena fungal meningitis dan tempat tinggal mereka tersebar di 13 negara bagian.

Sebuah perusahaan farmasi di Massachusetts sebelumnnya telah menarik sekitar 17 ribu botol kecil yang berisi steroid produksi mereka.

Laporan menyebutkan produk ini tersebar di 70 klinik yang ada di seluruh AS.

CDC juga telah mengeluarkan daftar nama klinik yang menjual produk stereoid keluaran pabrik farmasi itu pada tanggal 26 September lalu.

Meningitis sendiri adalah jenis penyakit yang mempengaruhi kondisi lapisan otak dan susunan saraf tulang belakang. Gejala penyakit ini termasuk sakit kepala hebat, mual, serta demam dan kesulitan bicara dan berjalan.

CDC sejauh ini mengatakan meningitis dari sumber jamur yang sedang mewabah ini tidak menular.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com