Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suriah dan Turki Saling Tuding

Kompas.com - 13/10/2012, 02:43 WIB

Damaskus, Jumat - Insiden pendaratan paksa pesawat penumpang Suriah di Ankara oleh otoritas Turki telah bergulir menjadi isu yang panas. Kedua negara itu terlibat saling tuding dan menyalahkan sehingga muncul kekhawatiran akan muncul ketegangan baru di Timur Tengah.

Suriah, Jumat (12/10), menuding Turki ”pembohong” dan menebar permusuhan ketika memaksa pesawat penumpang Suriah mendarat di Ankara, Rabu lalu.

”Perdana Menteri Turki terus saja berbohong untuk membenarkan sikap bermusuhan pemerintahnya terhadap Suriah,” kata Kementerian Luar Negeri Suriah dalam pernyataan resmi.

Kementerian Informasi Suriah menantang PM Turki Recep Tayyip Erdogan menunjukkan senjata yang disita dari pesawat itu. ”Pesawat itu tidak membawa amunisi atau peralatan militer. Komentar Erdogan tidak bisa dipercaya dan ia harus menunjukkan peralatan dan amunisi itu, paling tidak kepada rakyatnya.”

Erdogan, Kamis, mengatakan, pesawat komersial Suriah itu dipaksa mendarat karena membawa amunisi dan peralatan militer buatan Rusia untuk Kementerian Pertahanan Suriah. Insiden ini bisa meningkatkan ketegangan dengan Suriah yang tengah dilanda perang saudara.

Sebelumnya, harian Yeni Safak, media yang dekat dengan Pemerintah Turki, melaporkan, pesawat Airbus A320 milik Syrian Air yang dalam penerbangan dari Moskwa, Rusia, ke Damaskus, Suriah, dipaksa mendarat di Ankara oleh otoritas Turki, Rabu.

Di dalam pesawat penumpang itu dilaporkan ditemukan 10 peti berisi peralatan komunikasi militer dan perangkat yang dianggap bagian dari rudal.

Amerika Serikat menyatakan mendukung penuh langkah Turki memaksa pesawat tersebut mendarat di Ankara.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, mengatakan, ”Kami mendukung keputusan Turki memeriksa pesawat sipil Suriah.”

Namun, dia tak bisa memastikan apa yang ditemukan di pesawat itu. ”Setiap pengiriman peralatan militer kepada Suriah menjadi perhatian. Kami berharap bisa mendapat hasil pemeriksaan aparat Turki,” katanya.

Sementara itu, Perancis mengingatkan, aksi saling tuding itu bisa memicu ketegangan baru di antara kedua negara bertetangga. Bahkan bisa pula meluas ke kawasan lain di Timur Tengah.

Pesawat tempur

Dalam kesempatan lain, Turki mengerahkan dua pesawat tempurnya ke perbatasan dengan Suriah, Jumat, setelah sebuah helikopter militer Suriah mengebom kota Azmarin di dekat perbatasan. Sebelumnya terjadi pertempuran sengit antara pasukan oposisi dan pasukan rezim Suriah di sekitar Azmarin.

Peluru yang ditembakkan ke kota dari bukit sekitarnya, Kamis, menimbulkan gumpalan asap tebal dan debu beterbangan di udara. Pasukan pemerintah menyerukan peringatan melalui pengeras suara, yang suaranya terdengar hingga ke Desa Hacipasa di Provinsi Hatay, Turki, untuk meminta pasukan oposisi menyerah jika tak ingin serangan udara.

Kepala Staf Umum Militer Turki Necdet Ozel mengatakan, pasukannya akan merespons ”dengan kekuatan yang lebih besar” jika tembakan dari Suriah terus-menerus menyasar ke wilayah Turki. Parlemen Turki juga telah menyetujui serangan balasan lintas batas ke Suriah. Hal itu meningkatkan kekhawatiran perang saudara di Suriah bisa memicu konflik dengan negara tetangga.

Sementara itu, Qatar mengusulkan kepada PBB untuk segera menerapkan zona larangan terbang di Suriah demi mencegah pertumpahan darah lebih lanjut. Menteri Luar Negeri Qatar Khalid bin Mohammad al-Attiyah meminta PBB bertindak cepat melindungi rakyat sipil Suriah. Qatar siap membantu oposisi Suriah dengan mengirimkan makanan, obat-obatan, dan pakaian.(AFP/AP/REUTERS/CAL)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com