Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Partai Republik Masih Mimpi soal Kejayaan Masa Lampau

Kompas.com - 12/10/2012, 07:53 WIB
Simon Saragih

Penulis

MIAMI, KOMPAS.com — Di bawah Mitt Romney, calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, warga AS seperti dibuai kembali ke kejayaan masa lampau. Kemenangan dalam debat terhadap Presiden AS Barack Obama membuat Romney makin gencar mengimingi-imingi warga AS bahwa dia akan menancapkan kuku AS di segala bidang di dunia internasional dan di dalam negeri.

Obama pada Kamis (11/10/2012) di Miami, Florida, secara implisit menangkap nuansa itu. Dalam berbagai jajak pendapat, juga terlihat Romney tampak mendulang dukungan warga. Akan tetapi, Romney dari berbagai sudut pandang dan faktor akan sulit mewujudkan impian warga AS tentang kejayaan AS masa lampau itu.

"Dia mencoba melaju dengan sebuah janji mengubah keadaan. Romney pasti sedang berbohong," kata Obama.

Ucapan Obama merujuk pada janji Romney untuk menciptakan lapangan kerja, memperkuat wibawa AS di mata dunia, dan segala macam hal yang memosisikan AS layaknya pada posisi kejayaan baby boomers baik secara ekonomi, politik, maupun militer.

Janji Romney juga senada dengan penyataan mantan Menlu AS, Condoleezza Rice, saat konvensi Partai Republik pada 29 Agustus, bahwa wibawa AS di mata internasional harus ditegakkan.

Obama menegaskan, rencana Romney tidak akan menciptakan lapangan kerja, tidak akan menolong kelas menengah, tidak akan mempercepat pemulihan ekonomi, bahkan memerosotkan perekonomian. "Rencana Romney tidak akan mengurangi defisit anggaran pemerintah," kata Obama.

Romney juga mengecam Obama karena AS telah mengandalkan pasokan utang dari China.

Dari perkembangan terakhir di dunia internasional, Romney akan sulit meraih posisi AS seperti di era pasca-Perang Dunia II. Generasi baby boomers se usai Perang Dunia II, yang mendorong pertumbuhan ekonomi di masa lalu, kini sudah menjadi generasi lansia. Mitra Eropa yang juga sama-sama jaya di masa lalu kini terus terpuruk dengan belitan utang dan resesi ekonomi.

Secara perekonomian, Romney dan juga Obama sulit meraih posisi seperti sedia kala. Di dunia ini sudah muncul kejayaan China, Rusia, kebangkitan Amerika Latin, Asia, dan bahkan Afrika. Poros kekuatan global tidak lagi semata-mata berada di tangan AS. Kolaborasi internasional, yang dicoba diusung Obama, tampaknya merupakan hal terbaik.

Aksi unjuk gigi oleh AS, yang dijanjikan Romney, akan selalu menghadapi penolakan dari China dan Rusia pada khususnya. Terlebih lagi dalam perbaikan ekonomi AS, Romney juga tampaknya tidak akan mampu. China telah menjadi lokasi ekspansi bisnis AS. Praktik outsourcing juga sudah dilakukan korporasi AS di China dengan alasan biaya produksi lebih murah.

Lagi, AS telah memiliki utang sebesar lebih kurang 13 triliun dollar AS. Ini juga merupakan dampak dari pengeluaran besar sektor militer di bawah George W Bush.

Keengganan Romney untuk menaikkan pajak, bahkan cenderung mempertahankan pembebasan pajak bagi warga kaya, akan memperparah tumpukan utang dan memperparah defisit anggaran AS.

Posisi AS sedang melemah di dunia dalam politik, militer, dan ekonomi. Ini adalah buah dari dinamika global yang memunculkan poros kekuatan baru. Khusus secara ekonomi, sikap boros pemerintahan AS di bawah Partai Republik adalah penyebab timbunan utang.

Obama sedang mencoba mengurangi defisit dengan menaikkan pajak, tetapi dihambat Kongres AS yang didominasi Partai Republik. Warga AS tampaknya harus memiliki kesabaran atau bahkan harus menerima kenyataan bahwa posisi masa lampau tidak akan pernah bisa diraih secara utuh.

Hal lebih penting, AS juga harus meninggalkan sifat lama yang mendambakan supremasi kulit putih, yang secara tersembunyi ingin ditegakkan lagi oleh Romney. Dunia lebih suka dengan wajah AS di bawah Obama, walau juga tidak terlalu sempurna, tetapi AS terkesan lebih bersahabat ketimbang di era Bush.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com