Aryo Wisanggeni
Mo seperti muncul sebagai sebuah kejutan di tengah spekulasi siapa penerima Nobel Sastra 2012. Akademi Swedia, sebagai lembaga yang menyeleksi penerima Nobel Sastra, selalu merahasiakan siapa yang menjadi nomine pemenang. Itu sebabnya setiap perhelatan Nobel selalu memunculkan spekulasi, bahkan taruhan.
Mo Yan menjadi warga negara China pertama dan orang China kedua yang meraih Nobel Sastra. Sastrawan kelahiran China dan berkewarganegaraan Perancis, Gao Xingjian, meraih penghargaan yang sama pada 2000. Kisah hidup Mo memang berbeda dari pendahulunya itu.
Gao terlahir dalam sebuah keluarga pasangan bankir dan aktris amatir asal Ganzhou, China. Mo yang bernama lahir Goan Moye berasal dari keluarga petani miskin asal Gaomi, Provinsi Shandong, belahan timur laut daratan China. Begitu miskinnya hingga Goan kecil kerap harus memakan kulit pohon dan gulma demi bertahan hidup.
Kemiskinan pula yang membuat Goan kecil putus sekolah di tengah gejolak Revolusi Kebudayaan. Pada usia 12 tahun itu, ia mulai bekerja menjadi petani hingga akhirnya menjadi buruh pabrik. Pada 1976, saat ia berumur 21 tahun, Goan bergabung dengan Tentara Pembebasan Rakyat. Ketika itulah ia mulai belajar sastra dan menulis.
Ia memakai nama pena yang tak lazim, Mo Yan, yang berarti ’jangan bicara’, tetapi ia tak pernah berhenti ”berbicara dengan menulis”. Pada 1981, ia mulai dikenal publik lewat cerita pendek pertamanya yang diterbitkan sebuah jurnal sastra. Setelah itu, Mo Yan seperti tak terhentikan.
Pada 1986, Mo Yan membuat gebrakan lewat novel