Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Penembak Malala Dihargai Rp 1 Miliar

Kompas.com - 11/10/2012, 16:25 WIB

PESHAWAR, KOMPAS.com - Pemerintah provinsi Khyber Pakhtunkhwa di Lembah Swat, Pakistan, menyiapkan hadiah 10 juta rupee (Rp 1 miliar) bagi orang yang bisa memberi informasi keberadaan penembak Malala Yousufzai, remaja pejuang hak-hak perempuan, kantor berita AFP melaporkan, Kamis (11/10/2012).

Para pejabat di Swat mengatakan, puluhan orang ditahan setelah serangan terhadap Malala, namun tidak seorang pun dinyatakan sebagai tersangka. Kepala polisi Mingora, Ahmad Shah, mengatakan pada AFP, bahwa hampir 200 orang ditahan terkait penembakan itu, termasuk sopir bus sekolah yang ditumpangi Malala dan penjaga sekolah, namun sebagian besar telah dibebaskan.

Diberitakan sebelumnya remaja 14 tahun itu ditembak ketika hendak masuk bus sekolah di wilayah yang pernah menjadi wilayah kekuasaan Taliban itu. Dua teman Malala juga menjadi korban.

Malala menjadi buah bibir ketika tiga tahun lalu dia dengan berani mengungkap kekejaman Taliban di Lembah Swat dalam sebuah blog di BBC. Ketika itu, kelompok radikal tersebut membakari sekolah-sekolah untuk perempuan dan meneror desa-desa di lembah itu sebelum militer Pakistan berhasil mengusir mereka.

Dia menerima penghargaan nasional pertamanya dari pemerintah Pakistan tahun lalu. Yousafzai kemudian masuk nominasi untuk penghargaan International Children's Peace Prize dari kelompok advokasi KidsRight Foundation pada 2011.

Kelompok Taliban di Pakistan menyatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Juru bicara kelompok itu mengatakan, Malala menjadi sasaran karena dia menentang Taliban dan mengampanyekan pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.

Banyak pihak mempertanyakan bagaimana penembakan itu bisa terjadi dan bagaimana pelaku penembakan itu bisa dengan mudah kabur sementara di sekitar lokasi ada polisi dan tentara.

Pesawat disiapkan

Sementara itu, tim dokter yang merawat Malala di rumah sakit militer di Peshawar mengatakan, remaja itu memiliki peluang hidup hingga 70 persen. Peluru yang bersarang di bahu, setelah bergerak dari kepala, sudah bisa dikeluarkan.

"Kondisinya saat ini membaik," kata Mumtaz Khan, salah seorang dokter yang merawatnya.

"Dia masih menggunakan alat bantu pernapasan selama dua hari ini. Peluru itu memang mempengaruhi sebagian otaknya, dan peluang hidupnya mencapai 70 persen," ujar Mehmoodul Hasan, salah seorang kerabatnya.

Kata Hasan, laporan medis Malala dikirim ke luar negeri. "Mereka mencari tahu apakah fasilitas yang lebih baik tersedia di Inggris, Dubai, atau negara lain, kemudian mereka akan memutuskan apakah akan mengirimnya ke luar negeri. Jika tidak dia akan dirawat di sini," papar Hasan.

Serangan Taliban terhadap seorang remaja mendapat kecaman dari berbagai pihak, baik dari dalam maupun luar negeri. Presiden AS Barack Obama, Sekjen PBB Ban Ki-moon, dan para pemimpin Pakistan mengecam serangan terhadap remaja pemberani itu.

Persiapan untuk membawa Malala ke luar negeri sudah dilakukan, namun sumber militer mengatakan kondisi remaja itu masih belum memungkinan. Sementara itu juru bicara Gedung Putih Jay Carney menyatakan, militer AS menyiapkan transportasi udara dan perawatan jika gadis itu memerlukannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com