Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perdamaian Diharap Langgeng

Kompas.com - 10/10/2012, 08:12 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak kalangan optimistis perdamaian antara Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) berjalan sukses. Pendapat yang sama disuarakan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.

Saat dihubungi lewat telepon, Din, Selasa (9/10/2012), mengaku sangat bergembira dan bersyukur karena perundingan dan pembicaraan damai di antara kedua belah pihak akhirnya mencapai kesepakatan.

”Prosesnya sudah terlalu lama. Saya optimistis. Namun, kedua pihak tetap harus berhati-hati, jangan sampai bangunan perdamaian yang tengah disusun rusak hanya karena masalah-masalah kecil,” ujar Din.

Menurut dia, setidaknya tiga tahun terakhir ini, PP Muhammadiyah terlibat dalam proses perundingan damai itu. Muhammadiyah bekerja sama dengan sejumlah negara dan organisasi internasional yang tergabung dalam International Contact Group (ICG).

Anggota ICG adalah Turki, Jepang, Inggris, dan Arab Saudi, lembaga Asia Foundation, Humanitarian Dialogue Center, Muhammadiyah, dan Conciliation Resources. Malaysia bertindak sebagai fasilitator utama.

”Muhammadiyah melalui ICG nantinya akan tetap terlibat dalam proses rekonstruksi setelah perdamaian, baik di bidang kesehatan maupun pendidikan. Rencananya, tanggal 15 Oktober ini saya akan hadir saat perjanjian damai ditandatangani di Manila,” ujar Din.

Menurut Din, sejumlah isu, seperti pembagian kekuasaan, kesejahteraan, dan teritorial, akan menjadi isu krusial yang harus dilakukan secara adil dan sangat berhati-hati. Hal itu mengingat konflik yang terjadi di wilayah itu sudah sangat dalam melukai dan siapa saja yang terlibat. Din mengingatkan agar kegagalan perjanjian damai di masa lalu, antara Pemerintah Filipina dan Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF), jangan sampai terulang.

Pujian

Tercapainya kesepakatan damai itu mengundang pujian dari banyak pihak, termasuk Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon lewat pernyataan tertulisnya, Senin. Ban bahkan menawarkan bantuan PBB jika memang dibutuhkan. Ia juga memuji Presiden Benigno Aquino III dan para pemimpin MILF yang memungkinkan perdamaian terwujud di Mindanao.

Ban mengaku secara tulus berharap perdamaian dan kesejahteraan dapat segera tercipta bagi seluruh rakyat Filipina, termasuk bagi rakyat kawasan semi-otonomi yang akan dibentuk, yakni Bangsamoro.

Pujian dan sambutan baik juga disampaikan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa. ”Sebagai negara tetangga terdekat Filipina, Indonesia selalu mendukung upaya Pemerintah Filipina menciptakan perdamaian dengan masyarakat Moro di Filipina selatan,” kata Marty dalam siaran persnya.

Wakil Presiden Komisi Eropa Bidang Kebijakan Luar Negeri Catherine Ashton juga menyampaikan dukungannya. ”Penandatanganan dokumen bersejarah ini adalah langkah besar untuk mencapai perdamaian di Mindanao menuju stabilitas dan kesejahteraan,” kata Ashton.

”Uni Eropa sebagai anggota tim Monitor Internasional dan partner pembangunan mengentaskan kemiskinan di Mindanao sejak tahun 1990 akan terus memberikan dukungan penuh,” kata Ashton.

Berlanjut ke komunis

Di tempat terpisah, Pemerintah Filipina mengumumkan tekadnya untuk mencapai kesepakatan damai serupa dengan kelompok pemberontak komunis. Pembicaraan damai antara Pemerintah Filipina dan Partai Komunis Filipina (CPP) dijadwalkan diadakan bulan ini di Norwegia.

Hal itu dibenarkan ketua juru runding Pemerintah Filipina, Alexander Padilla, yang meminta pihak CPP membatalkan semua permintaan prakondisi mereka.

”Mereka terus meminta rekan-rekan mereka dibebaskan sebelum perundingan dimulai, dan kami menolak keinginan itu. Kami belum sepakat soal masalah itu,” ujar Padilla.

CPP meminta rekan-rekan mereka dibebaskan karena orang-orang yang ditahan Pemerintah Filipina itu adalah konsultan juru runding mereka.

Pembicaraan damai Pemerintah Filipina dan CPP pada November 2011 telah dibatalkan. Namun, CPP belum memastikan kedatangan mereka dengan rencana perundingan di Norwegia. Pemerintah Norwegia sendiri belum menentukan tanggal perundingan.

Bentrok senjata masih terjadi antara tentara pemerintah dan pemberontak komunis. Insiden terakhir, enam orang tewas dalam kontak senjata kedua pihak. Menurut militer Filipina, korban tewas antara lain tiga gerilyawan Tentara Rakyat Baru (NPA), seorang prajurit militer, dan dua polisi. Menurut juru bicara militer, Letnan Kolonel Eugenio Osias IV, pihaknya meningkatkan upaya memberantas pemberontak di utara dan timur Mindanao. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com