Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berebut Pulau Tak Berpenghuni

Kompas.com - 05/10/2012, 03:21 WIB

Persaingan klaim China dan Jepang dimulai dengan penafsiran sejarah yang berbeda di masing-masing pihak. Klaim berdasarkan interpretasi sejarah dilakukan China juga di Laut China Selatan dengan klaim tumpang tindih kedaulatan terhadap Vietnam, Filipina, Brunei, dan Malaysia. Dan China selalu menolak untuk menyelesaikannya melalui pengadilan tribunal dan hukum internasional.

China dan Taiwan berargumentasi dokumen-dokumen sejarah menunjukkan sebenarnya Kepulauan Senkaku adalah bagian dari Taiwan. Taiwan sendiri diklaim China sebagai bagian dari wilayah kedaulatannya setelah pengusaha nasionalis Kuomintang (Partai Nasionalis China) dikalahkan kaum komunis dan melarikan diri ke Pulau Taiwan pada 1949.

China menganggap Jepang secara ilegal menduduki dan menguasai Kepulauan Senkaku berdasarkan perjanjian akibat perang Jepang-China 1894-1895. Maka, Senkaku menjadi bagian gelap dalam sejarah penghinaan negara asing terhadap China yang menderita di bawah penindasan kekuatan asing pada abad ke-19 dan ke-20.

Identifikasi kekuasaan

Dinamisme internal China dalam bentang sejarahnya yang panjang memang menciptakan berbagai ambisi eksternal. Ini yang terjadi pada masa kejayaan dinasti Ming (1368-1644) ketika pelayaran Laksamana Zheng He (di Indonesia dikenal dengan sebutan Cheng Ho) mengarungi samudra sampai ke kawasan Eropa. Sebelumnya, berbagai dinasti China juga memiliki konsep lebensraum di mana dimensi ruang dan budaya bersatu dalam ikatan hubungan yang mengidentifikasi kekuasaan dan kekuatan sebagai perantara mengubah takdir.

Konsep ini yang membentuk lingkaran kosentris China melalui sistem fatsal, seperti dinasti Yuan (1271-1368) ketika Kubilai Khan mengutus Meng Chi membawa surat agar penguasa Singasari di tanah Jawa memberikan upeti sebagai tanda takluk dan setia. Dalam dunia modern, kondisi serupa yang mendorong Nazi Jerman mengubah jalan sejarah dunia melalui holocaust, berharap mengubah fakta-fakta kehidupan.

Ini yang membedakan nasionalisme China dan nasionalisme Jepang. Nasionalisme Jepang terbungkus dalam buku pelajaran sekolah yang terfokus pada peran Jepang di dunia internasional, khususnya pada masa Perang Dunia II, Kuil Yasukuni tempat para pahlawan dihormati, dan pasal 9 konstitusinya.

Faktor ini terbagi atas persoalan nasionalisme domestik dan internasional ketika mayoritas penduduk Jepang sudah tidak ingat lagi tentang kengerian perang serta keberhasilan ekonominya di dunia internasional selama lima dekade menghadirkan kebanggaan dan kehormatan untuk menjadi pemimpin Asia.

Nasionalisme China terbentuk melalui konsolidasi wilayah perbatasannya dan mulai melihat ke luar. Kebijakan luar negeri China pun sama agresifnya seperti AS seabad yang lalu, tetapi dengan alasan yang berbeda. Para penguasa Beijing tidak berambisi melalui pendekatan misionaris pada persoalan dunia seperti AS, berupaya menyebarkan ideologi atau sistem pemerintahan.

Seperti pada persinggungan kepentingan dan klaim tumpang tindih kedaulatan di Laut China Selatan, konfliknya dengan Jepang di Senkaku adalah pengejawantahan kebutuhannya akan keamanan energi, kebutuhan akan kekayaan ikan di kawasan, ataupun kebutuhan akan bahan mineral strategis lainnya untuk mencukupi kebutuhan rakyat yang banyak jumlahnya. Dan nasionalisme ini yang akan beradu dan ketahanannya diuji di tengah globalisasi yang semakin rumit menyangkut banyak aspek kehidupan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com