Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nilai Riyal Anjlok, Teheran Rusuh

Kompas.com - 04/10/2012, 02:40 WIB

Teheran, Rabu - Aksi protes massa dan bahkan bentrokan lawan aparat keamanan berkecamuk di Teheran, Iran, Rabu (3/10), menyusul anjloknya nilai mata uang riyal menjadi nyaris sepertiga dari nilai semula, dalam waktu kurang dari seminggu.

Nilai tukar mata uang Iran, riyal, hari Selasa lalu merosot terburuk sepanjang sejarah, menjadi 35.000 riyal per 1 dollar AS di pasar gelap. Pekan lalu, nilai riyal mencapai 24.000 per 1 dollar AS, dan ditutup 10.000 riyal per dollar awal 2011.

Ratusan polisi antihuru-hara pun terlihat menggerebek distrik keuangan di ibu kota Iran, Ferdowsi, dan menangkapi penukar-penukar uang gelap di jalanan serta memerintahkan tempat-tempat penukaran uang yang resmi untuk tutup. Langkah represif ini dilakukan guna menghindari semakin terpuruknya nilai mata uang riyal.

Asap gas air mata terlihat di dua lokasi pusat keuangan Teheran itu. Sejumlah demonstran terlihat melempari aparat kepolisian dengan batu, sebelum akhirnya polisi pergi menghindar dari tempat kerusuhan.

Kepala Kepolisian Nasional Iran Esmail Ahmadi Moghadam mengatakan, aparat kepolisian perlu dikerahkan ke jalan untuk ”menindak mereka yang mengganggu stabilitas”.

”Banyak orang sengaja menyimpan mata uang asing atau emas di rumahnya sehingga menimbulkan dampak negatif terhadap perekonomian Iran,” kata Moghadam.

Tindakan yang dilakukan aparat keamanan Iran ini semakin menimbulkan kekhawatiran berbagai kalangan di Iran bahwa saat ini Iran tengah diguncang situasi yang berpotensi menghasilkan ketidakstabilan.

Kemarahan publik meningkat, dipicu kombinasi rontoknya nilai mata uang riyal dan membubungnya harga-harga kebutuhan pokok. Tingginya harga daging ayam dan daging kambing membuat banyak warga Iran yang berpenghasilan rendah tak mampu membelinya.

Tekanan sanksi

Situasi sulit di Iran tersebut oleh banyak kalangan diyakini terpicu berbagai sanksi ekonomi yang diterapkan dunia Barat terhadap Iran terkait program nuklirnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com