Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya di Laut China Selatan Terancam Naik

Kompas.com - 04/10/2012, 02:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS - Sejumlah negara anggota ASEAN diminta tidak keras kepala dan mau menang sendiri, terutama terkait upaya penyelesaian sengketa di Laut China Selatan.

Sikap keras kepala dan tidak mau mengalah diyakini hanya akan membahayakan posisi dan keberadaan ASEAN dan akan sangat merugikan secara ekonomi.

Dewi Fortuna Anwar dari Habibie Center, Rabu (3/10), mengatakan, bukan tidak mungkin konflik yang semakin memanas di perairan kawasan itu justru meningkatkan biaya yang harus ditanggung para pelaku ekonomi.

”Bukan tidak mungkin perusahaan asuransi akan menganggap Laut China Selatan berisiko dan hal itu berdampak langsung menaikkan biaya asuransi yang dikenakan terhadap kapal-kapal yang lewat sana,” ujar Dewi kepada Kompas.

Akibatnya, ongkos angkut barang dan jasa yang melalui perairan tersebut akan melonjak tajam dan semakin membebani perekonomian global.

Walau berbeda penyebab, kondisi sama telah terjadi di perairan di kawasan Afrika. Biaya asuransi melonjak tajam lantaran maraknya risiko pembajakan kapal dan penculikan awak kapal dagang di sana.

Selain itu, kegagalan ASEAN menyatukan sikap dan persepsi terkait isu sengketa Laut China Selatan juga dapat berdampak buruk merusak kekohesifan antarkesepuluh negara anggotanya.

Jika itu sampai terjadi, kredibilitas dan reputasi ASEAN yang dibangun selama ini akan rusak dan hancur.

Bahkan, bukan tidak mungkin kawasan Asia Tenggara akan kembali seperti di masa lalu ketika ASEAN belum terbentuk, saat negara-negara di kawasan tersebut saling serang dan berseteru.

”Kami cuma bisa berharap baik Kamboja, Filipina, maupun Vietnam, mereka semua bisa bersikap tak terlalu ngotot mau menang sendiri. Sebaiknya mereka semua (diharapkan) mengedepankan rasionalitas,” ujar Dewi.

November mendatang, ASEAN akan menggelar pertemuan tingkat kepala negara di Phnom Penh, Kamboja. Kekhawatiran insiden Juli akan kembali terjadi masih terus membayangi pertemuan tersebut.

Seperti diwartakan sebelumnya, Juli lalu, pertemuan antarmenteri luar negeri ASEAN (AMM) ke-45 gagal merumuskan dan menyepakati komunike bersama.

Hal itu terjadi lantaran perbedaan sikap tajam antara tuan rumah dengan Filipina dan Vietnam terkait perlu tidaknya menyinggung insiden di Beting Scarborough antara Filipina dan China.

Kerja sama maritim

Sementara itu, di Manila, Filipina, dalam tiga hari ke depan akan digelar sebuah pertemuan tingkat pejabat senior kementerian luar negeri negara ASEAN membahas kerja sama maritim.

Selain kerja sama maritim, juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina, Raul Hernandez, menyebut pertemuan itu juga membahas isu perompakan dan upaya menjamin kebebasan navigasi.

Pada hari ketiga, diskusi rencananya diperluas dengan melibatkan sejumlah negara mitra ASEAN seperti China, Jepang, AS, India, Korea Selatan, dan Australia. (AFP/DWA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com