Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal-kapal China Datang Lagi

Kompas.com - 03/10/2012, 02:23 WIB

TOKYO, SELASA - Setelah sekitar sepekan tidak terlihat, kapal-kapal patroli China kembali memasuki kawasan perairan di sekitar kepulauan yang disengketakan dengan Jepang di Laut China Timur, Selasa (2/10). Ketegangan sempat terjadi saat mereka mengabaikan peringatan pihak Jepang.

Menurut pihak Penjaga Pantai Jepang, empat kapal patroli pengawas kelautan China memasuki perairan teritorial di sekitar kepulauan, yang disebut Senkaku oleh Jepang atau Diaoyu menurut China, beberapa saat setelah pukul 12.30 waktu setempat (10.30 WIB).

Kapal-kapal itu kemudian berlayar hilir mudik di kawasan itu selama enam jam, mengabaikan peringatan dari Penjaga Pantai Jepang untuk meninggalkan wilayah itu. ”Kapal-kapal patroli dari pihak kami sudah memberi tahu mereka agar berlayar keluar dari perairan teritorial kami. Tidak ada respons dari kapal-kapal China itu,” ungkap pernyataan resmi Penjaga Pantai Jepang.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Jepang Koichiro Gemba langsung menyampaikan protes resmi kepada China atas insiden terbaru ini. ”Kami ingin pihak China menahan diri,” kata Gemba kepada para wartawan di Tokyo.

Ini pertama kali dalam waktu sekitar seminggu terakhir kapal- kapal China terlihat lagi di perairan sengketa tersebut. China sempat mengirim belasan kapal patroli kelautan dan perikanannya ke kawasan itu dua pekan lalu setelah hubungan kedua negara memanas akibat keputusan pemerintah pusat Jepang membeli tiga pulau di kawasan tersebut dari seorang pemilik pribadi.

Insiden itu juga terjadi hanya sehari setelah Pemerintah Jepang mengirimkan sinyal untuk memperbaiki hubungan dengan China. Dalam perombakan kabinetnya, Senin, Perdana Menteri (PM) Jepang Yoshihiko Noda menunjuk Makiko Tanaka, putri mantan PM Kakuei Tanaka yang sangat dihormati di China, sebagai menteri pendidikan.

Pekan lalu, diplomat dari kedua negara terlibat perang kata- kata di forum Sidang Majelis Umum PBB di New York, AS.

Tak ada mekanisme

Dalam wawancara khusus dengan Kompas di Jakarta, Selasa, pakar hukum laut internasional, Hasjim Djalal, menyayangkan tidak adanya mekanisme penyelesaian sengketa teritorial di kawasan Laut China Timur. Hal itu berbeda, misalnya, dengan sengketa teritorial di kawasan Laut China Selatan, yang melibatkan negara-negara anggota ASEAN— organisasi regional yang memiliki mekanisme penyelesaian sengketa dan pencegahan konflik.

”Selama bertahun-tahun masalah ini tidak pernah selesai. Tidak ada upaya untuk membicarakan masalah ini sampai tuntas,” tutur Hasjim.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com