Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Sangat Pekat Selimuti Banjarmasin

Kompas.com - 01/10/2012, 02:54 WIB

BANJARMASIN, KOMPAS - Kabut asap yang menyelimuti Bandar Udara Syamsudin Noor di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, kian pekat. Dalam dua hari terakhir ini keberangkatan enam pesawat dengan jadwal penerbangan pagi rata-rata tertunda 1-2 jam.

Manajer Operasional Bandara Syamsudin Noor Haruman, Minggu (30/9), mengatakan, kabut mulai mengganggu penerbangan dalam tiga hari terakhir. Akibatnya, enam pesawat yang harusnya berangkat pukul 06.00 sampai 07.15 Wita baru bisa lepas landas selepas pukul 08.00.

”Jarak pandang aman di atas 400 meter. Sekarang jarak pandangnya jauh di bawah 400 meter. Bahkan, tadi (Minggu pagi) jarak pandangnya 3-10 meter karena kabutnya sangat pekat,” ujar Haruman.

Pesawat yang mengalami penundaan antara lain Garuda Indonesia GA 0359 dan GA 0531 tujuan Jakarta yang seharusnya berangkat pukul 06.30 dan 07.00, Sriwijaya Air SJ 170 tujuan Surabaya (07.15), Lion Air JT 311 tujuan Surabaya (06.31), dan Lion Air JT 321 tujuan Jakarta (06.05).

Menurut Haruman, pesawat mulai berangkat setelah jarak pandang mencukupi dan dianggap aman. Biasanya setelah pukul 08.00 konsentrasi kabut mulai berkurang setelah Matahari muncul dan embusan angin yang mulai kencang.

Pihak bandara sendiri mengaku sejauh ini belum ada komplain dan keberatan dari calon penumpang. ”Kami berharap penumpang bisa memahami kondisi ini. Mereka rupanya bisa memahami apa yang terjadi. Sebab, ini terkait dengan kondisi alam, bukan karena alasan operasional pesawat,” ujar Haruman.

Tentang terbatasnya jarak pandang dibenarkan Aliansyah, warga Lianganggang, Banjarbaru, yang biasa bekerja di Banjarmasin dengan mengendarai sepeda motor. Menurut dia, kabut di beberapa titik terasa pekat meski jam telah menunjukkan pukul 06.00 Wita.

”Jarak pandang sekitar 3-4 meter sehingga sulit melihat apa yang ada di depan. Mau maju tak tahu, ke kiri dan ke kanan juga tak tahu. Yang terlihat hanya pemandangan putih,” ujarnya.

Untuk bisa berkendaraan, ia memilih menunggu pengendara lain dengan maksud mengikuti lampu kendaraan yang ada di depannya sebagai penunjuk arah. Jika tidak begitu ia memilih mengikuti markah jalan yang berwarna putih. Markah cukup terlihat karena warna aspal masih gelap oleh embun. (WER)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com