Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diagram ala Netanyahu Jadi Sensasi

Kompas.com - 29/09/2012, 08:01 WIB

JERUSALEM, KOMPAS.com - Diagram yang digunakan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk menggambarkan program nuklir Iran mengundang berbagai kreasi di internet.

Orang-orang langsung menerbitkan gambar versi masing-masing tentang bom di internet, antara lain melengkapinya dengan gambar tokoh kartun yang membawa bom berwarna hitam dengan sumbu menyala maupun dengan film antinuklir, Doctor Strangelove.

Majalah terkemuka New Yorker bahkan menggelar kompetisi untuk menulis keterangan bagi foto Benjamin Netanyahu yang memegang diagram tersebut dan memulai hashtag atau istilah pencarian dengan menggunakan Bibi-bomb di Twitter. Bibi merupakan nama panggilan untuk Benjamin Netanyahu.

Foto Benjamin Netanyahu juga dipajang pada halaman satu di berbagai media Israel, lengkap dengan kritik maupun pujian.

Harian Yediot Aharonot menurunkan tulisan yang mengatakan walaupun merupakan diagram yang amat mendasar namun akan tersebar di semua media di seluruh belahan dunia.

Garis merah untuk Iran

Namun seorang pengamat di Koran Maariv menyebutkan cara itu akan mendapat perhatian media namun memperingatkan bahwa ancaman nuklir Iran tidak bisa dihapuskan dengan cara seperti itu.

Dalam diagram yang disampaikan di depan Sidang Majelis Umum PBB, Kamis, (27/9/2012), Benjamin Netanyahu menggunakan gambar granat dengan menarik garis merah di bagian atas granat.

Garis itu menunjukkan batas yang harus diberikan kepada Iran dalam program nuklirnya yang diyakini untuk mengembangkan senjata nuklir.

Benjamin Netanyahu sudah meminta Amerika Serikat dan PBB agar menetapkan garis batas tersebut namun ditolak karena dianggap tidak akan membantu dalam penyelesaian masalah nuklir Iran.

Bagaimanapun Amerika Serikat mengatakan tidak akan menutup semua kemungkinan sehubungan dengan pogram nuklir Iran yang diartikan sebagai opsi tindakan militer.

Iran sudah berulang kali menegaskan bahwa program nuklirnya semata-mata untuk kepentingan damai.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com